https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Mukomuko Akan Tinggalkan Teluk Bayur Dalam Ekspor CPO

Mukomuko Akan Tinggalkan Teluk Bayur Dalam Ekspor CPO

Ilustrasi/Asian Agri


Bengkulu, elaeis.co - Jika memang wacana pendirian pelabuhan crude palm oil (CPO) yang menjadi program Pemerintah Kabupaten Mukomuko terealisasi dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa tidak akan ada lagi ekspor CPO dari Mukomuko melalui Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat. 

Selama ini ekspor CPO Mukomuko lewat Pelabuhan Teluk Bayur, maka ke depan dapat dipastikan tidak akan lagi. Sebab, pelabuhan Mukomuko Terminal Indonesia (MTI) dirancang langsung bisa ekspor ke luar negeri.

Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan dan Tenaga Kerja Kabupaten Mukomuko, Juni Kurnia Diana menyampaikan akan banyak manfaat bagi masyarakat Mukomuko jika pelabuhan itu terwujud dan beroperasi. 

"Bisa dipastikan, dengan adanya pelabuhan itu akan memangkas biaya operasional perusahaan yang bergerak di industri kepala sawit," kata Juni, kemarin.

Kemudian dengan adanya pelabuhan itu diharapkan bisa menaikkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani. Karena adanya pemangkasan biaya operasional, khususnya biaya pengangkutan CPO dari pabrik ke pelabuhan. Sebab, selama ini ekspor CPO lewat Pelabuhan Teluk Bayur.

“Manfaat lain juga akan dirasakan masyarakat, usaha-usaha transportasi di daerah ini bisa mengambil manfaat di situ. Membuka lapangan kerja baru dan menumbuhkan usaha mikro, kecil dan menengah,” ujarnya.

Juni juga menyampaikan, pembangunan pelabuhan CPO di Mukomuko murni swasta yang didalamnya Pemkab punya saham yang ditanam melalui badan usaha milik daerah (BUMD).

Seluruh PKS yang ada di Mukomuko pun diminta ikut berinvestasi. Dan itu menjadi salah satu pengembangan bisnis baru bagi CPO. Sehingga pelabuhan itu bukan milik satu perusahaan, melainkan juga milik seluruh PKS yang ada di Mukomuko. Bahkan Pemkab pun mendorong badan usaha milik desa (BUMDes) atau gabungan BUMDes juga diikutsertakan. 

“Bupati tidak ingin hanya dimiliki satu investor, tapi dimiliki seluruh PKS, BUMD, bahkan BUMDes. Agar tidak ada monopoli dan merasa itu milik bersama. Sehingga bisa dinikmati bersama, kan dividennya bisa dibagikan. Yang itu bisa didapat pula oleh BUMD dan BUMDes, terutama BUMDes dari desa-desa dan kecamatan sekitar lokasi pelabuhan,” ungkapnya.

Selain itu, pelabuhan yang bakal dibangun ini tidak hanya sebagai tempat ekspor CPO dari PKS di Mukomuko yang sudah ada saat ini. Tapi juga dirancang untuk komoditi lain. Seperti cangkang dan kernel serta komoditi lainnya.

“Untuk tahap pertama, CPO dulu yang akan dibuka. CPO dari PKS-PKS nantinya akan diangkut ke pelabuhan, dan selanjutnya akan diekspor. Artinya untuk tahap awal sifatnya baru sebatas lokal dan akan bekerjasama dengan pihak terkait lainnya. Sudah dirancang ke depan di area pelabuhan ini bisa dikembangkan,” jelasnya.

Selain itu, pelabuhan tersebut tidak hanya mampu menampung CPO dari pabrik yang ada saat ini, tapi juga akan mampu menampung dan memuat produksi CPO dari pabrik-pabrik baru yang akan dibangun beberapa tahun ke depan.

Desain pelabuhan CPO yang berlokasi di Teramang Jaya dirancang bisa bersandar kapal berkapasitas 3.500 ton, akan dibangun menjorok ke lautan sepanjang 640 meter.

Direncanakan ada lokasi stok pile cangkang yang mampu menampung hingga 5 ribu ton. Kemudian terdapat delapan tangki timbun dengan kapasitas tampung sampai 2 ribu kiloliter.  Selain itu, disiapkan pula lokasi untuk penambahan 6 tangki timbun baru.

“Pelabuhan akan mampu menampung jika ada PKS baru. Kita sekarangkan ada 11 PKS. Tidak tahu ke depan, ada investor baru membangun PKS di Mukomuko. Masih bisa diakomodir di pelabuhan ini untuk pengiriman CPO-nya,” ujar Juni.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :