Berita / Lingkungan /
Misi GAPKI Menyelamatkan Pesisir Pantai Kobar
Asisten II Setdakab Kobar, Kamaludin saat menanam mangrove. foto: ist
Kobar, elaeis.co - Lelaki 66 tahun itu nampak menarik napas lega saat menengok potong-potongan pipa paralon sepanjang 30 sentimeter itu nampak tertancap berjejer di atas lahan gambut di dekat bibir pantai Desa Sebuai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), kemarin.
Dari lubang pipa itu menyembul dedaunan anakan bakau alias mangrove. Pipa tadi sengaja dipasang melindungi bakau dari terjangan ombak maupun gangguan binatang. Biar lebih terjamin tumbuh, layaknya bakau-bakau yang ditanam tiga tahun belakangan.

Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono saat memberikan sambutan. foto: ist
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Mukti Sardjono tidak sendirian di sana. Dia ditemani oleh Asisten II Setdakab Kobar, Kamaludin yang datang mewakili Penjabat Bupati Kobar, Budi Santosa.
Kepala Desa Sebuai, Tohari, juga ada di sana dan ikut menanam bakau itu bersama sejumlah anggota Kelompok Tani Talok. Merekalah yang kelak merawat bakau-bakau itu.
Ada sekitar 55 ribu batang mangrove yang ditanam di lahan sekitar 20 hektar di pesisir pantai desa itu. Ini akan membikin luasan mangrove di desa itu semakin bertambah.
Sebab program semacam ini bukan kali pertama diinisiasi oleh GAPKI bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) di pesisir pantai yang ada di sana. Tapi sudah kali ketiga, sejak 2021 lalu.
"Sebelumnya kita sudah menanam 88 ribu batang pohon mangrove di lahan seluas 30 hektar. Alhamdulillah, 90 persen tumbuh," cerita Mukti.
Apa yang telah dilakukan oleh GAPKI dan Kemenko Marves di desa itu kata lelaki 66 tahun ini adalah bagian dari komitmen GAPKI dalam pelestarian lingkungan yang berkesinambungan.
Bekas staf ahli Menteri Pertanian bidang lingkungan ini berharap kegiatan itu bisa menggugah seluruh pihak untuk melakukan hal yang sama. Sebab penanganan abrasi menjadi teramat penting di Kalteng.
Wajar bila Mukti menaruh harapan besar. Soalnya kerusakan pesisir pantai telah menjadi ancaman bagi keseimbangan alam di Kalteng.
Kajian resiko bencana nasional Kalteng menyebut bahwa gelombang ekstrem yang muncul akibat siklon tropis telah menimbulkan potensi abrasi di Kalteng. Kobar menjadi kabupaten dengan luasan abrasi tertinggi.
"Kabupaten Kobar sangat memerlukan berbagai upaya pencegahan dan ini mendesak untuk dilakukan oleh semua pihak," pinta Kamaludin.
Bagi Tohari, program rehabilitasi yang diinisiasi GAPKI bersama dengan Kemenko Marves tadi telah memberi dampak panjang yang luar biasa bagi Desa Sebuai.
Tak hanya mampu menahan abrasi dengan sangat efektif, rehabilitasi mangrove juga telah menciptakan ekosistem baru bagi biota laut.
"Area konservasi mangrove tidak hanya menjaga ekosistem pantai secara berkelanjutan, tapi juga mampu memberikan kehidupan baru bagi tumbuhan dan binatang laut dan ini tentu akan memberikan manfaat dan mata pencaharian baru bagi masyarakat kami," Tohari mengurai.







Komentar Via Facebook :