Berita / Nusantara /
Minta Jatah Rp 25/Kg, AKPSI Dinilai Menambah Beban Petani
Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Medali Emas Manurung. Foto: dok.
Pekanbaru, elaeis.co - Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI) berencana menarik pungutan sebesar Rp 25/kg dari harga tandan buah segar (TBS) sawit petani. Niat itu langsung ditolak kalangan petani.
Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Medali Emas Manurung, mengatakan, permintaan tersebut akan menambah beban petani di tengah anjloknya harga TBS. Menurutnya, belum patut berbicara jatah Rp 25 dalam kondisi saat ini.
"Kalau pemda memang meminta jatah Rp 25 dari harga TBS petani, kami prihatin sebab ini masih masa sulit. Kami menyampaikan kepada AKPSI agar tidak menjadi beban terhadap petani sawit," kata Gulat kepada elaeis.co, Senin (18/7).
Gulat menjelaskan, pihaknya justru mengajak AKPSI mendorong pemerintah pusat mengurangi pungutan ekspor (PE), bea keluar (BK), serta menghapus Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO). Menurutnya, harga TBS bakal kembali normal kalau berbagai jenis pungutan yang membebani dihapus.
"Inikan masih masa sulit bagi petani, semua beban dan aturan membikin harga TBS murah," ujarnya.
Gulat tak menampik bahwa kehadiran AKPSI sangat strategis. Artinya akan semakin banyak asosiasi yang peduli sawit. "Ke depan, Apkasindo harus bisa satu 'gerbong' dengan AKPSI, biar bersinergi. Apalagi saat ini jumlah DPD Apkasindo se-Indonesia mencapai 146 DPD. Tentu akan sangat strategis untuk dua organisasi ini. Istilahnya, menjadi mitra strategislah. Tapi untuk saat ini, tolonglah, jangan memberatkan dulu," pintanya.
Naskah ini sudah melalui proses pengeditan ulang pada tanggal 18 Juli 2022, pukul 12:13 Wib. Terimakasih. Redaksi







Komentar Via Facebook :