Berita / Nusantara /
Milenial Diharapkan Lebih Semangat Memperkuat Daya Saing Sawit
Talk Show Sawit Hebat Indonesia Kuat yang terselenggara oleh kerja sama BPDPKS dan ITSI. foto: ist.
Medan, elaeis.co – Sawit merupakan komoditas unggulan dan salah satu sumber devisa terbesar negara. Industri sawit butuh dukungan seluruh pemangku kepentingan agar lebih berdaya saing di pasar global.
Pemberdayaan dan pembinaan petani dan pelaku UMKM sawit di Indonesia juga perlu terus didorong agar lebih mandiri dan punya posisi tawar lebih tinggi.
Terkait dengan pemberdayaan ini, BPDPKS dan Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) Medan menggelar kegiatan Potret UMKM Perkebunan yang berlangsung selama tiga hari, Senin hingga Rabu (15-17 Mei). Kegiatan ini diantaranya diisi dengan talkshow “Sawit Hebat Indonesia Kuat” dengan tema tema “Pemberdayaan petani dan pelaku UMKM guna mendukung sistem dan tata kelola agribisnis kelapa sawit rakyat secara berkelanjutan”.
Rektor ITSI, Aries Sukariawan MP, mengatakan, Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki kebun sawit terluas di dunia, yakni mencapai 16,5 juta hektare. Indonesia juga merupakan produsen minyak sawit (CPO) terbesar.
"Namu industri sawit nasional masih menghadapi berbagai persoalan dan tantangan, diantaranya ketergantungan pada ekspor. Ini yang mengakibatkan harga sawit terus berfluktuasi dan mempengaruhi pendapatan petani," jelasnya lewat keterangan resminya.
Agar lepas dari ketergantungan itu, menurutnya, harus dicari solusi untuk membangun daya saing industri kelapa sawit secara berkelanjutan.
"Ada banyak alternatif solusi, seperti mengembangkan industri hilir sawit, UMKM berbasis sawit, dan peningkatan SDM sawit dengan melibatkan generasi muda atau milenial sejak dini," tukasnya.
ITSI sendiri, katanya, akan terus mendorong minat kaum milenial terhadap sawit. ITSI kini termasuk kampus yang menerima Beasiswa Sawit dari BPDPKS. Untuk tahun 2023, dari 2.000 kuota nasional beasiswa tersebut, 270 diantaranya tersedia di ITSI.
Selain talk show, kegiatan Potret UMKM Perkebunan juga diisi seminar nasional, pameran bazar, hingga kunjungan lapangan atau field trip ke perkebunan sawit. "Ini upaya agar generasi muda semangat memperjuangkan daya saing kelapa sawit agar semakin kuat. Acara ini bentuk perhatian kita untuk daya saing sawit ke depan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut, Ir Lies Handayani Siregar, menyebutkan, produktivitas kelapa sawit Indonesia saat ini tengah mengalami menurun. "Hal ini perlu diatasi bersama, termasuk perlu peran kampus," tukasnya.
Di Sumut saat ini terdapat 1,4 juta hektare lahan kelapa sawit. Namun menurut Lies, produksi sawit Sumut tidak sebanding dengan luasan lahan.
"Dari jumlah itu, 33 persennya atau sekitar 400 ribu hektare merupakan perkebunan rakyat yang perlu diperbaiki performa dan produktivitasnya. Salah satunya dengan program peremajaan sawit rakyat (PSR)," sebutnya.
Sejauh ini menurutnya baru 21 ribu kebun sawit rakyat yang sudah terverifikasi untuk program PSR. "Padahal target untuk peremajaan sekitar 121 ribu hektare lahan. Di sinilah perlunya menggairahkan kaum milenial agar terlibat dalam perkebunan sawit," katanya.
"Kita tidak bisa kerja sendiri mengembangkan sawit, perlu kerja sama semua pihak," tambahnya.
Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah Koperasi BPDPKS, Helmi Muhansah mengatakan, BPDPKS telah banyak berbuat untuk pengembangan sawit. Termasuk menggandeng kampus, UMKM, peneliti, dan lainnya untuk melestarikan kelapa sawit dan meningkatkan nilai komoditi primadona ini.
"Kolaborasi adalah kunci sukses sawit," tegasnya.







Komentar Via Facebook :