https://www.elaeis.co

Berita / Feature /

Marsiyem, Guru SD Inpres 11 Prafi Manokwari Papua Barat

Mereka Bilang Bapa Putih...

Mereka Bilang Bapa Putih...

Marsiyem saat bersama suaminya, Dorteus Paiki. foto: habibi


Ragam suka dan duka yang dialami oleh Marsiyem mendampingi suaminya demi memperjuangkan petani sawit Papua Barat. 

Bapa, ATM Sa dimana?” lelaki 59 tahun ini kaget bercampur nyengir sendiri saat menerima telepon istrinya, Marsiyem. Nyengir lantaran dia sadar telah diam-diam menggondol kartu ATM guru SD Inpres 11 Prafi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat itu ke Jakarta. 

Bapa ada bawa, nanti kalau Bapa bilang minta beli tiket, mama marah,” Dorteus Paiki yang baru saja sampai di Jakarta menjawab pertanyaan istrinya. Tawanya hampir meledak. 

Bapa memang sering minjam uang Sa, kadang dikembalikan, tapi lebih sering tara kembali. Mungkin gara-gara itu Bapa menjadi takut minta uang sama Sa. Makanya diam-diam bawa kabur kartu ATM,” ibu empat anak ini tersenyum sambil menggamit sang pujaan hati yang duduk di sampingnya. 

Sabtu pekan lalu itu, Elaeis Magazine sengaja menjambangi rumah pasangan ini di jalur I Kampung Prafi. Obrolan panjangpun berlangsung di teras rumah sederhana nan asri itu ditemani sepiring gorengan ragam jenis, lengkap dengan suguhan teh panas.   

Apa yang diceritakan Marsiyem tadi, baru secuil dari suka duka Paiki yang selama ini mengurusi para petani kelapa sawit di Papua Barat. Yang membikin Marsiyem jantungan malah ada lagi. 

Waktu itu, persis awal-awal pandemi Covid-19 mewabah di Nusantara. Sekelompok petani menyatroni rumah mereka. Di antara yang datang itu ada pula yang sedang mabuk. Mereka menuduh Paiki menggadaikan sertifikat kebun plasma eks PT. Perkebunan Nusantara II di bank.

“Ibu, kitong mau laporkan Bapa ke polisi,” seorang di antara yang datang itu setengah berteriak di depan rumah Paiki. Marsiyem yang sedang me-les-kan anak-anak muridnya di bangunan sederhana di samping rumah, terusik dan keluar dari bangunan itu.

“Silahkan ko lapor kemana saja kalau suami Sa memang salah. Silahkan! Ada apa sebenarnya?” bontot empat bersaudara kelahiran Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta ini bertanya. 

Bapa ada gadai kitong punya sertifikat. Sertifikat dikumpul untuk tipu-tipu masyarakat. Bapa sudah gadai di bank,” tamu tak diundang itu nyerocos.

“Silahkan cari di bank mana. Kalau memang suami Sa salah, silahkan lapor polisi. Sa sebagai istri tidak keberatan,” Marsiyem melempangkan. Ampuh. Jawaban itu membikin rombongan tadi melengos pergi. 

Tapi malamnya, rombongan ini rupanya datang lagi. Inilah yang membikin Marsiyem syok. Mana suaminya sedang tidak di rumah pula. 

“Ibu, kalau besok Bapa tidak kembalikan itu sertifikat, kita mau tidur di sini. Biar mata Bapa terbuka. Supaya Bapa jangan tipu-tipu kita orang lagi,” yang ngomong tadi siang mengancam.

“Ya sudah, kalian tidur di sini saja, jaga saya dari Suwangge (santet),” dijawab Marsiyem seperti itu, lagi-lagi membikin nyali tetamu tak diundang ini menjadi kecut. Mereka memilih pergi meski beberapa hari setelahnya datang lagi. 


Selengkapnya baca di Elaeis Magazine edisi September 2022. Untuk pemesanan silahkan hubungi: 082286742091 - 081268378797. 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :