Berita / Nasional /
Mengasah Kemampuan Mahasiswa INSTIPER di Sektor Sawit
Mahasiswa INSTIPER Yogyakarta melaksanakan kegiatan lapangan. Dok.Istimewa
Yogyakarta, elaeis.co - Sebanyak 120 mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Agribisnis, Teknik Pertanian, dan Teknologi Hasil Pertanian INSTIPER Yogyakarta melaksanakan praktek lapang. Mereka merupakan penerima beasiswa SDM PKS.
Kegiatan yang dimulai dari Mei hingga Juni 2025 ini dilaksanakan di kampus INSTIPER Yogyakarta dan kebun SEAT KP2 Bawen Ungaran.
Wakil Rektor I Bidang Akademik INSTIPER Yogyakarta, Dr. Maria Ulfah menjelaskan bahea praktek lapang ini merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester lima yang telah menempuh lebih dari 80 SKS.
"Melalui kegiatan praktek lapang akan mengasah kemampuan visual, auditori, dan kinestetik mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama kuliah dan praktikum sebelumnya. Kegiatan praktek lapang akan mengajarkan mahasiswa untuk berpikir logis yang meliputi analisis masalah, pengambilan keputusan, penyusunan solusi berdasarkan data dan fakta yang ada," kata Dr. Maria dalam keterangannya, Sabtu (21/6).
Mahasiswa yang praktek lapangan juga didampingi dosen dan teknisi karena proses pembelajaran di lapang memfokuskan pada kemampuan untuk menganalisis masalah, menyelesaikan tugas dan memberikan solusi.
"Jadi, mahasiswa penerima beasiswa SDM PKS mengikuti serangkaian acara untuk mengenal komoditas kelapa sawit dari hulu hingga hilir. Pada bagian hulu mahasiswa dilatih untuk melakukan proses budidaya kelapa sawit mulai dari persiapan lahan, pembibitan, perawatan, hingga panen yang dilakukan di bawah koordinasi Program Studi Agroteknologi," kata Dr Maria.
Sementara pada bagian hilirisasi, mahasiswa dilatih mengolah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO).
Selain itu, mereka juga diajarkan untuk mengolah produk turunan kelapa sawit lainnya seperti Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), biodiesel, sabun, lilin, cookies, dan margarin.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga dilatih soal manajemen industri kelapa sawit seperti administrasi kebun, budgeting kebun, dan analisis bisnis serta analisis potensi wilayah.
"Ini bertujuan supaya mahasiswa memahami proses bisnis industri kelapa sawit secara holistik," jelasnya.
Sementara, Betti Yuniasih, M.Sc selaku Dosen PL Bagian Aplikasi Drone dan Pemetaan menambahkan, di lapang mahasiswa juga diajarkan terkait akuisisi data atau pengambilan data lapangan menggunakan drone, pengolahan fotogrametri, hingga pemetaan desain kebun kelapa sawit dan pemetaan kesehatan tanaman menggunakan indeks vegetasi dari foto drone multispektral.
"Hasil evaluasi kesehatan tanaman kelapa sawit menggunakan indeks vegetasi NDVI, akan dijadikan dasar untuk pemantauan kondisi kesehatan tanaman di kebun KP2 SEAT untuk mengetahui adakah serangan hama dan penyakit yang menyebabkan nilai NDVI rendah," kata Betti.
Sebab, lanjutnya, hal itu memungkinkan terjadinya integrasi pembelajaran dari pemanfaatan foto drone multispektral untuk pemantauan kondisi kebun hingga integrated pest management.
"Mahasiswa juga diajarkan pemanfaatan mekanisasi untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan budidaya hingga pemanenan kelapa sawit," jelasnya.
Di lapangan, mahasiswa juga dilatih menggunakan spreader yang merupakan bentuk mekanisasi dalam pemupukan. Bahkan, mahasiswa juga dikenalkan pemanfaatan transporter dan crane grabber sebagai bentuk mekanisasi proses panen.
"Selain itu, para mahasiswa juga diberikan pemahaman terkait pemanfaatan drone spayer yang dapat dimanfaatkan untuk memupuk atau menyemprot hama dan gulma. Kegiatan PL pengenalan mekanisasi di bidang perkebunan sawit ini di bawah koordinasi Program Studi Teknik Pertanian. Sedangkan kegiatan pengolahan TBS menjadi berbagai produk turunan sawit di bawah koordinasi Program Studi Teknologi Hasil Pertanian," jelasnya.
Betti mengaku, praktek lapang mahasiswa INSTIPER didesain seperti ini agar menyerupai kegiatan yang ada di industri kelapa sawit.
Tujuannya, untuk memudahkan para mahasiswa mengkonstruksi pekerjaan yang akan dilakukan nantinya, saat mereka memasuki industri kelapa sawit yang disertai pemahaman landasan teori setiap aspek pekerjaan.
Dengan begitu, akan memperkecil gap antara teori yang diperoleh di kampus, dengan dunia kerja yang akan dijalani para mahasiswa nantinya.







Komentar Via Facebook :