Berita / Nusantara /
Mendag: Sawit Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Mendag Zulkifli Hasan diskusi dengan petani kelapa sawit di Kabupaten Batanghari, Jambi. Foto: Humas Kemendag
Jakarta, elaeis.co - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (zulhas) mengatakan, kelapa sawit adalah salah satu mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang dekade terakhir.
Sejak 2010, Indonesia telah menjadi eksportir terbesar produk kelapa sawit melampaui Malaysia. Lebih dari separuh pasokan dunia berasal dari Indonesia. Fakta ini menggambarkan posisi strategis Indonesia dalam rantai pasok minyak nabati dunia.
Sumbangan industri kelapa sawit bagi perekonomian domestik juga sangat besar. Sepanjang tahun 2021, katanya, Indonesia telah mengekspor 26,9 juta ton minyak kelapa sawit dengan nilai mencapai USD 28,5 miliar.
Komoditas kelapa sawit dan turunannya juga berkontribusi besar terhadap rekor surplus neraca perdagangan tertinggi sepanjang sejarah Indonesia pada April 2022 yang lalu. Dari nilai surplus sebesar USD 7,6 miliar, ekspor kelapa sawit dan turunannya tercatat sebesar USD 3 miliar.
"Nilai ekspor ini tidak hanya berimbas positif bagi penerimaan negara dari pungutan ekspor, tetapi juga menyumbang devisa yang menopang stabilitas makroekonomi Indonesia," katanya dalam pernyataan tertulis, kemarin.
Melihat strategisnya kontribusi tersebut, maka pemerintah akan terus berupaya menjaga kelangsungan industri sawit, termasuk memaksimalkan perkebunan sawit rakyat.
Dalam diskusi dengan petani kelapa sawit usai acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik sawit PT Nusantara Green Energy (NGE) di Kabupaten Batanghari, Jambi, Zulhas menjelaskan sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjaga keberlangsungan kebun rakyat. Termasuk menyelesaikan persoalan harga tandan buah segar (TBS) yang saat ini masih di bawah Rp2.000/kg.
“Kementerian Perdagangan terus berupaya untuk menaikkan TBS sawit di akhir bulan Agustus ini,” katanya.
Kepada para petani Mendag menekankan bahwa diperlukan waktu untuk memulihkan kondisi agar harga TBS dapat kembali normal.
“Pemerintah, pelaku usaha, petani, dan rakyat, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah dan jika saling menguatkan akan menjadikan Indonesia sebagai produsen CPO yang mengendalikan harga dan suplai di dunia,” tukasnya.







Komentar Via Facebook :