Berita / Nusantara /
Menanam Sawit Itu Reforestasi, Bukan Deforestasi
Bidang Internasional dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Djono Albar Burhan (Ist.)
Pekanbaru, Elaeis.co - Bidang Internasional dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Djono Albar Burhan mengatakan, kelapa sawit sama sekali tidak merusak keanekaragaman hayati.
"Kelapa sawit itu bisa tumbuh 15 hingga 20 meter, dan itu berarti menjadi tutupan. Jadi membuat daerah di bawahnya menjadi lebih sejuk, sehingga meningkatkan keanekaragaman hayati," kata Djono saat berbincang dengan Elaeis.co, Rabu (3/11/2021).
Menurutnya, banyak lembaga Non-Governmental Organization (NGO) yang memelintir fakta tersebut. Mereka justru menjelekkan sawit dengan mengatakan bahwa emas hijau itu merusak keanekaragaman hayati.
"Berdasarkan penelitian, keanekaragaman hayati itu tidak terganggu bahkan lebih baik setelah ditanami sawit. Jadi kelapa sawit itu adalah reforestasi, bukan deforestasi," ujarnya.
Menurutnya, saat ini kelapa sawit justru menyelamatkan satwa-satwa hutan yang sebelumnya pergi karena habitatnya hilang setelah banyak yang melakukan eksploitasi hutan.
"Karena kesalahan dari generasi yang sebelumnya adalah, mereka membuka hutan, kemudian mengambil hasil hutan dan lainnya, sehingga menjadi lahan tertinggal dan gersang. Lalu masyarakat datang ke sana, kemudian ditanami kelapa sawit dan menjadi hijau kembali. Sehingga hewan-hewan yang dulunya hilang karena lahannya gundul, sekarang kembali lagi. Inilah hebatnya sawit," terangnya.







Komentar Via Facebook :