https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Menakar Ulang Produksi Minyak Sawit

Menakar Ulang Produksi Minyak Sawit

Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit yang akan diangkut ke pabrik. foto: ist


Jakarta, elaeis.co - Dua hari lalu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) merilis kinerja industri sawit hingga Oktober 2023. 

Pada dua lembar siaran pers itu disebutkan bahwa hingga Oktober 2023, total produksi minyak sawit nasional mencapai 45,776 juta ton. 

Rinciannya adalah produksi Crude Palm Oil (CPO) 41,776 juta ton, sisanya Crude Palm Kernel Oil (CPKO)

Pertanyaan yang kemudian muncul, berapa total Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang dihabiskan demi mendapat minyak sebanyak itu?

Merujuk pada hitungan (Fauzi,2005), satu ton Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, menghasilkan 160-200 kilogram minyak sawit. Sementara bungkil sawit yang dihasilkan antara 55-60 kilogram. 

Kalau hasil terendah hitungan Fauzi (160 dan 55) yang diambil untuk menghitung jumlah TBS, maka hingga Oktober 2023, produksi TBS nasional mencapai 6,25 x 41.776.000 = 261.100.000 ton TBS. 

Bungkil sawit yang dihasilkan di periode yang sama mencapai 261.100.000 x 0,055 = 14.360.500 ton atau setara dengan 6.318.620 ton CPKO. Secara teori, 1 ton bungkil menghasilkan 0,44 ton CPKO. 

Produktifitas periode yang sama tahun lalu, kalau dihitung TBS nya akan lebih rendah lagi lantaran produksi CPO pada saat itu hanya 37,937 juta ton. CPKO 3,659 juta ton. 

Jelang siang tadi, elaeis.co kemudian berdiskusi dengan Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI), Dr. Tungkot Sipayung. 

Lelaki 58 tahun ini bilang kalau rumus sederhana menghitung Produksi CPO = Produksi TBS x Rendemen CPO. Sementara untuk menghitung Produksi TBS = Luas Tanaman Menghasilkan (TM) x Produktifitas. 

Belakangan, Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian merilis bahwa luas kebun kelapa sawit nasional mencapai 16,83 juta hektar. 

Anggaplah dari luasan itu, hanya 14 juta hektar kebun yang berproduksi. Ini berarti, produktifitas TBS kebun kelapa sawit nasional hingga Oktober 2023 adalah 261.100.000:14.000.000= 18,65 ton/hektar. 

Lantaran hitungan produksi ini selama 10 bulan, maka produksi TBS nasional per hektar per bulan adalah 1,865 ton. Hitungan ini jika rendemennya 16%.  

Kalau produktifitas CPO tertinggi yang diambil (200 kilogram CPO per satu ton TBS atau rendemen 20%), maka TBS yang dihabiskan untuk mendapatkan produktifitas CPO yang 41.776.000 ton tadi adalah 208.880.000 ton.

Bila angka ini dibagikan dengan luas kebun kelapa sawit menghasilkan yang ada, maka produktifitas TBS sepanjang Januari-Oktober 2023 adalah 14,92 ton/hektar. 

Lagi-lagi, lantaran hitungan di atas untuk 10 bulan, maka produktifitas per hektar perbulan TBS nasional hanya berada di angka 1,492 ton! 

Tungkot sendiri menghitungnya sederhana, begini; CPO+PKO = 45.776.000, dengan asumsi rendemen 22 persen, maka total TBS = 208.072.727 ton. Luas TM 14 juta ha, maka protas TBS = 14,48 ton/ha/10 bulan atau rata rata 1,448 ton TBS/ha/bulan.

Mungkinkah produktifitas TBS per hektar per bulan segitu? Lagi-lagi, asumsi yang dipakai adalah 14 juta hektar kebun TM dari total 16,83 juta hektar luas kebun kelapa sawit yang ada. 

Sebagai perbandingan, statistik perkebunan Indonesia 2020 (komoditas sawit) menyatakan bahwa protas CPO kebun rakyat, swasta dan pemerintah adalah masing-masing 3,27 ton, 4,74 dan 4,13 ton per hektar per tahun. 



 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :