Berita / Dewandaru /
Memahami Pupuk Hayati
Wayan Supadno. foto: tangkapan layar
Secara umum dan praktis, beradasarkan sumber bahan baku dan komposisinya, pupuk terbagi jadi 3; pupuk organik, pupuk hayati (mikroba) dan pupuk kimia (anorganik).
Ketiganya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bukan untuk dipertentangkan dan bukan juga untuk saling melemahkan. Semua sama pentingnya.
Sama-sama dibutuhkan untuk mengejar Harga Pokok Produksi (HPP) terendah. Agar mampu berkompetisi, biaya produksi sangat rendah, hasil berlimpah.
Baca juga: Memanfaatkan Sumber Inspirasi
Pada pupuk hayati, komposisi yang dikedepankan adalah strain mikroba yang fungionalnya tinggi dengan jumlah koloni tinggi pula. Agar daya manfaatnya dari biaya yang ditimbulkan bisa jadi penambah laba usaha.
Jika dikompilasi dari sudut fungsi perannya, pupuk hayati minimal punya 27 manfaat yang sangat erat kaitannya dengan kepentingan petani dan peternak. Diperlukan seleksi strain mikroba mana saja yang mau dipakai agar sesuai harapan.
Berikut sebahagian dari 27 fungsi peran mikroba (pupuk hayati);
1. Mengurai bahan organik agar tersedia (selulolitik), sehingga unsur hara yang tersedia pada bahan organik tersaji.
2. Menambat nitrogen yanga hingga 82% ada di udara untuk mengganti urea. Dampaknya, biaya rendah untuk urea.
3. Melarutkan Phospat dan Kalium. Karena pada dasarnya di lahan banyak P dan K terdeposit, belum larut dan belum termanfaatkan.
4. Mereduksi logam berat yang ada di lahan, sehingga mampu menekan residu, juga keracunan pada tanaman. Agar mengganti SP3 dan KCl.
5. Menjadi biocontrol/biopestisida dengan cara imunomodulator, parasit bagi jamur patogen dan menghambat berbiaknya bakteri patogen. Agar mengganti pestisida.
Tentu banyak sekali strain yang bisa dipilih selain Lactobacillus, Azospirilum, Azotobacter, Rhizobium, Bacillus, Pseudomonas, Trichoderma, Aspergilus niger.
Mau lebih detail lagi?
Silahkan disimak uraian teknis praktis dari saya pada video berikut; memahami pupuk hayati secara praktis
�


Komentar Via Facebook :