https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Mau Panen Sawit, Cek Dulu AKP Biar Tak Salah Prediksi Hasil

Mau Panen Sawit, Cek Dulu AKP Biar Tak Salah Prediksi Hasil

Ilustrasi/Dok.elaeis


Jakarta, elaeis.co – Mau panen sawit besok, jangan asal tebas. Cek dulu AKP (Angka Kerapatan Panen) biar tahu berapa tandan matang, berapa tenaga panen dibutuhkan, dan hasil nggak salah prediksi. 

Petani sawit seringkali dihadapkan pada persoalan klasik, besok mau panen, tapi tidak tahu berapa banyak buah yang benar-benar matang. 

Nah, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) lewat akun Instagram resminya memberikan tips sederhana agar panen lebih terencana. Kuncinya ada pada AKP atau Angka Kerapatan Panen.

AKP pada dasarnya adalah cara menghitung berapa banyak pohon sawit yang sudah siap dipanen besok. Penghitungan ini dilakukan H-1 sebelum panen, sehingga petani bisa memperkirakan berapa tandan buah segar (TBS) yang akan dipanen, berapa tenaga kerja yang dibutuhkan, hingga berapa armada truk yang harus disiapkan untuk mengangkut hasil.

“Dengan AKP, petani bisa lebih mudah merencanakan panen agar tidak salah prediksi,” tulis PPKS dalam unggahannya.

AKP pada dasarnya adalah metode sederhana untuk memprediksi berapa banyak pohon sawit yang siap dipanen pada esok hari. Caranya dilakukan sehari sebelumnya (H-1). 

Dengan informasi ini, petani bisa lebih mudah merencanakan jumlah pemanen yang diturunkan, menyiapkan angkutan yang cukup, dan memperkirakan produksi harian. “Dengan AKP, petani bisa lebih mudah merencanakan panen agar tidak salah prediksi,” tulis PPKS dalam unggahannya.

Menurut PPKS, ada dua tanda utama yang menunjukkan buah sawit matang. Pertama, warna tandan berubah menjadi oranye. Kedua, ada brondolan atau buah kecil yang jatuh ke tanah, minimal satu butir. Jika tanda ini terlihat, artinya buah sudah masuk kategori siap dipanen.

Metode perhitungan AKP juga tidak rumit. Petani cukup memilih sepuluh pohon sampel, lalu menghitung berapa di antaranya yang matang.

Jumlah pohon matang dibagi dengan jumlah pohon sampel, kemudian dikalikan seratus persen. Hasil persentase itulah yang disebut AKP. 

Sebagai contoh, dari sepuluh pohon ada dua yang matang. Artinya, AKP sebesar 20 persen. Dengan demikian, besok diperkirakan dua dari sepuluh pohon akan menghasilkan tandan siap panen.

PPKS memberi gambaran lebih luas dengan contoh nyata. Katakanlah ada kebun sawit seluas 20 hektar, dengan rata-rata 136 tandan per hektar. 

Jika hasil pengamatan menunjukkan AKP 50 persen, maka ada sekitar 68 tandan siap panen per hektar. Totalnya mencapai 1.360 tandan dari seluruh kebun. 

Dengan asumsi berat rata-rata setiap tandan 20 kilogram, produksi besok bisa mencapai 27,2 ton. Dari angka ini, petani bisa menghitung kebutuhan tenaga panen maupun jumlah truk. 

Jika satu truk hanya mampu mengangkut tujuh ton, maka setidaknya empat truk harus disiapkan. Begitu juga dengan tenaga kerja, yang bisa disesuaikan agar tidak berlebih maupun kurang.

Di lapangan, manfaat AKP sudah banyak dirasakan petani. Panen jadi lebih teratur karena buah matang tidak terlewat. Biaya operasional lebih efisien, sebab jumlah tenaga panen dan armada angkutan pas sesuai kebutuhan. Kualitas buah pun lebih terjaga, karena bisa segera dikirim ke pabrik tanpa harus menunggu lama di kebun.

Bagi PPKS, inilah alasan kenapa AKP penting diperkenalkan lebih luas, bukan hanya untuk perusahaan besar, tetapi juga untuk petani kecil. Dengan cara sederhana ini, panen bisa lebih terukur, biaya hemat, dan keuntungan lebih maksimal. “Kalau besok mau panen, pastikan dulu tanya: AKP hari ini berapa? Dari situlah panen sukses dimulai,” tulis PPKS menutup unggahannya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :