Berita / Sumatera /
Masyarakat Minta Perusahaan Sawit ini Hengkang dari Bengkulu Utara
Wakil Ketua FKMAP Bengkulu Utara, Asian. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Masyarakat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Air Palik (FKMAP) Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, meminta PT Bimas Raya Sawitindo (BRS) segera meninggalkan wilayah mereka. Perusahaan perkebunan kelapa sawit ini dinilai tidak memberikan kontribusi positif kepada masyarakat desa penyangga.
Menurut Wakil Ketua FKMAP Bengkulu Utara, Asian, PT BRS telah beroperasi di wilayah tersebut selama puluhan tahun. Namun sampai sekarang tidak ada perubahan signifikan dalam hal kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan.
"Perusahaan ini tidak menjalankan kewajiban sosialnya dengan baik. Sudah beroperasi puluhan tahun, kami tidak melihat adanya kontribusi yang signifikan bagi masyarakat di sekitar wilayah perusahaan," kata Asian, kemarin (10/5).
Perusahaan ini juga diduga melakukan manipulasi data terkait kebun plasma di wilayah tersebut. Itu sebabnya menurut Asian perusahaan ini sebaiknya hengkang dari Kabupaten Bengkulu Utara. "Berikan kesempatan kepada perusahaan lain yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat," tukasnya.
Seorang jajaran manajemen di PT BRS yang tidak ingin disebutkan namanya menepis tudingan itu. Menurutnya, perusahaan telah mematuhi semua peraturan dan kewajiban sosialnya. PT BRS juga telah memberikan program-program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah perusahaan.
"Kami tidak melakukan manipulasi data seperti yang dituduhkan oleh masyarakat. Kami telah memenuhi semua kewajiban dan taat aturan," katanya.
Bupati Bengkulu Utara, Mian mengaku menerima banyak keluhan dari masyarakat di sekitar wilayah PT BRS. Ia berjanji akan melakukan pengecekan lebih lanjut terkait dengan tudingan manipulasi data.
"Jika terbukti benar, maka kami akan mengambil tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku," ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Bengkulu Utara, Tomi Sitompul, meminta agar kedua belah pihak duduk bersama menyelesaikan ketidakcocokan ini secara damai.
"Perseteruan antara perusahaan dan masyarakat dapat menghambat pembangunan wilayah. Mari buka ruang dialog, kami akan membantu menyelesaikan masalah ini," tutupnya.







Komentar Via Facebook :