Berita / Lingkungan /
Masyarakat Diminta Tak Lakukan Hal Pemicu Karhutla
Ilustrasi-Karhutla di Pekanbaru Riau. (ANTARA Foto/Medcom)
Pekanbaru, elaeis.co - Hujan yang mulai minim terjadi di Riau mengakibatkan kondisi lapisan permukaan atas tanah menjadi kering. Hal ini juga membuat potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau menjadi tinggi.
"Dilihat dari lapisan atas permukaan tanah, potensi terjadinya kebakaran di Riau berada di zona merah atau risikonya cukup tinggi," kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Yasir Prayuna dalam keterangan tertulisnya yang diterima elaeis.co, Senin (4/7).
Dari pantauan BMKG, pagi tadi juga sudah terpantau ada 19 titik panas (hotspot) di Riau. Yang kemungkinan besar merupakan titik api atau kebakaran.
"19 titik panas yang terpantau di Riau ada di Kepulauan Meranti 1 titik, Kampar 5 titik, Rokan Hilir 1 titik, Rokan Hulu 6 titik, Indragiri Hilir 2 tirik dan Indragiri Hulu 4 titik," ujarnya.
Dia menyebutkan, 19 titik panas tersebut berada pada tingkat kepercayaan sedang. Yang artinya belum bisa dipastikan sebagai titik api. Namun petugas di lapangan juga terus memantau titik tersebut untuk bisa mengantisipasi adanya karhutla.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat, terutama para petani, untuk tidak melakukan berbagai kegiatan yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edy Afrizal, juga meminta kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi karhutla. Apalagi pada Juli hingga Agustus ini, diperkirakan sudah memasuki musim kemarau.
"Saat ini seluruh personel tengah disiagakan. Sejumlah helikopter tetap akan melakukan aktivitas patroli sebagaimana mestinya, sehingga jika ada titik api yang muncul bisa segera diambil tindakan," ujarnya.







Komentar Via Facebook :