Berita / Bisnis /
Mantap! Pendapatan ANJ Naik 25,6% di Kwartal - II
Pekerja melakukan sortasi terhadap Tandan Buah Segar (TBS). foto: dok. ANJ
Jakarta, elaeis.co - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk ("ANJ";IDX:ANJT) membukukan peningkatan pendapatan kuartalan sebesar 25,6%. Dari yang tadinya USD 50,9 juta di kuartal-I 2023, menjadi USD 63,9 juta di kuartal-II 2023.
Peningkatan pendapatan ini disebabkan oleh khususnya hasil penjualan CPO, PK, dan PKO yang lebih tinggi ketimbang periode lalu.
Alhasil, oleh kinerja yang kian moncer ini, ANJ pun berhasil mengurangi rugi bersih secara signifikan; 72,4% secara kuartalan. Dari yang tadinya USD 3,9 juta di kuartal lalu, menjadi USD 1,1 juta di kwartal ini.
Dalam siaran pers yang diterima elaeis.co kemarin, Direktur Keuangan ANJ, Nopri Pitoy mengatakan bahwa kinerja operasional dan keuangan ANJ pada kuartal-II 2023 telah membaik seiring meningkatnya produksi TBS.
"Kami memperkirakan, tren positif produksi, sejak awal tahun akan terus berlanjut dan meningkat pada paruh kedua tahun ini. Kebun akan mencapai periode puncak produksi pada kuartal-III lantaran area perkebunan yang memasuki usia matang semakin meluas," bebernya.
Peningkatan produksi ini pun sejalan dengan strategi keseimbangan usia tanaman melalui program penanaman kembali yang dijalankan ANJ secara masif dalam beberapa tahun terakhir.
"Hasil dari komitmen kami menjalankan program penanaman kembali di Sumatra Utara dan pulau Belitung serta pembangunan infrastruktur di Papua Barat Daya, telah membikin tren positif nya berada di jalur yang tepat untuk mencatatkan pencapaian baru produksi TBS di tahun 2025 sesuai target perusahaan," tambahnya.
ANJ mencatat, sampai akhir Juni 2023 produksi Tandan Buah Segar (TBS) mencapai 414.919 mt. Angka ini meningkat 8,6% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang masih di angka sebesar 382.100 mt.
Peningkatan produksi TBS pada semester-I 2023 kata Nopri ditopang oleh kenaikan produksi beberapa area perkebunan yang baru memasuki periode menghasilkan (young mature). Produktivitas nya tinggi pula.
Di perkebunan pulau Belitung misalnya, peningkatannya mencapai 25,4% atau 113.949 mt. Produktivitas perkebunan young mature di Sumatra Selatan malah meningkat 56,0% ketimbang periode yang sama di tahun lalu. Dari yang tadinya sebesar 2.750 mt menjadi 4.291 mt.
Lantaran produksi TBS meningkat, produksi Crude Palm Oil (CPO) juga ikut terdongkrak hingga di angka 3,1%. Dari yang tadinya 130.722 mt menjadi 134.749 mt.
Alhasil volume penjualan CPO juga meningkat 16,1%. Dari yang tadinya hanya 116.247 mt di tahun lalu, menjadi 135.147 mt di periode yang sama tahun ini.
Hanya saja, harga CPO justru turun hingga menyentuh titik terendah pada kuartal-II 2023 sejak November dua tahun lalu lantaran produksi sawit lebih tinggi, di saat yang sama, harga minyak nabati lain turun pula.
Inilah yang kemudian membikin total pendapatan ANJ hingga akhir Juni 2023 menjadi USD 114,8 juta. Angka ini turun 20,4% ketimbang periode yang sama di tahun lalu.
ANJ juga mencatat beban penyusutan dan bunga serta biaya operasional yang lebih tinggi di area yang baru menghasilkan di perkebunan Papua Barat Daya dan area penanaman kembali di perkebunan Sumatra Utara I dan perkebunan Pulau Belitung. Akibatnya, ANJ mencatatkan rugi bersih sebesar USD 5 juta pada periode ini.
Dengan peningkatan produksi di area-area tersebut, yang diperkirakan akan mencapai tingkat optimal dalam dua hingga tiga tahun ke depan, biaya tunai (cash cost) per ton diharapkan akan turun karena sebagian besar biaya produksi dan biaya overhead merupakan biaya tetap.
"Kami berharap kinerja perusahaan pada sisa tahun 2023 akan terus membaik, dengan perkiraan harga CPO di rentang USD 700-1.000 per ton. Faktor yang mendorong kenaikan harga ini adalah El Nino dan peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang berpotensi menekan pasokan minyak nabati di pasar global," terang Nopri.
Selain program penanaman kembali, ANJ juga menjalankan inovasi-inovasi dalam praktik agronomi seperti drip fertigation, composting dan assisted pollination yang dapat meningkatkan produktivitas sekaligus memitigasi dampak perubahan iklim.
Proyek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim telah dijalankan ANJ sejak 2012 dengan mengintegrasikan inisiatif ESG dan strategi bisnis perusahaan untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emissions) pada tahun 2030.







Komentar Via Facebook :