https://www.elaeis.co

Berita / Iptek /

Mahasiswa IPB Ciptakan Pelumas Ramah Lingkungan dari Limbah Minyak Goreng

Mahasiswa IPB Ciptakan Pelumas Ramah Lingkungan dari Limbah Minyak Goreng

Pelumas dari limbah sawit. Foto: ist.


Bogor, elaeis.co – Tim mahasiswa dari IPB University berhasil menciptakan pelumas berbasis limbah sawit. Tidak hanya efisien secara fungsional, produk ini juga ramah lingkungan.

Produk ini dikenal dengan nama Lithium Complex Biogrease, dan menjadi salah satu sorotan dalam pameran inovasi teknologi terbaru 3rd Technology and Talent Palm Oil Mill Indonesia (TPOMI) 2025.

Pelumas padat (grease) ini dikembangkan oleh dua mahasiswa IPB, Ian Subastiar dan Irfan Afif, sebagai upaya memanfaatkan minyak goreng sawit bekas (waste cooking oil) dari saluran pembuangan.

Mereka menyulap limbah tersebut menjadi grease berbasis lithium complex, yang dapat digunakan untuk melumasi mesin, roda gigi, dan peralatan berat lainnya.

“Kami ingin menghadirkan solusi pelumas yang lebih hijau dan biodegradable, makanya kami pakai minyak nabati yang lebih aman untuk lingkungan,” jelas Irfan Afif, kemarin.

Selama ini, pelumas industri banyak menggunakan base oil atau berbasis petroleum yang sulit terurai dan bisa mencemari lingkungan.

Grease hasil racikan tim IPB ini hadir sebagai solusi dengan karakteristik yang tidak kalah kompetitif. Yakni tahan panas, memiliki stabilitas oksidasi tinggi, dan daya rekat kuat.

Produk Lithium Complex Biogrease juga telah diuji coba secara terbatas oleh PT Bukti Sawit Indo Permai (BSP), sebuah perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi di Muara Enim, Sumatera Selatan. Hasil awal menunjukkan performa pelumas cukup baik saat digunakan di mesin-mesin kebun dan pabrik.

“Kami sudah uji coba di lapangan, dan hasilnya cukup memuaskan. Tapi memang masih butuh pengembangan lebih lanjut sebelum masuk ke tahap komersialisasi,” ungkapnya.

Inovasi ini tidak hanya memberi dampak bagi pengurangan limbah dan pencemaran lingkungan, tetapi juga berpotensi mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pelumas berbasis impor. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia masih mengimpor lebih dari 50.000 ton pelumas setiap tahunnya, dengan nilai mencapai ratusan miliar rupiah.

Dengan teknologi ini, limbah sawit yang melimpah di Indonesia, terutama dari sektor rumah tangga, restoran, dan industri bisa disulap menjadi produk bernilai tambah tinggi.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :