https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Limbah Sawit Jadi Super Material 3D, Siap Tembus Pasar Global

Limbah Sawit Jadi Super Material 3D, Siap Tembus Pasar Global

Tim peneliti Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) yang dipimpin Dr. Handika Rahmayati, M.Si mengembangkan filamen 3D printing ramah lingkungan berbasis limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS).


Jakarta, elaeis.co – Siapa sangka limbah perkebunan sawit bisa jadi bahan baku super canggih untuk industri. Tim peneliti Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) berhasil mengubah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi filamen 3D printing ramah lingkungan yang siap tembus pasar global.

Filamen 3D, bahan baku utama printer tiga dimensi, biasanya terbuat dari plastik biasa. Kini, TKKS diolah jadi biokomposit PLA–TKKS, menggabungkan polylactic acid (PLA) dan serat sawit sehingga menghasilkan filamen dengan karakter mekanik kuat, warna alami, dan ramah lingkungan. 

“Limbah sawit yang sebelumnya hanya dibuang kini punya nilai ekonomi lebih tinggi,” ujar Ketua Peneliti, Dr. Handika Rahmayati, M.Si, Senin (15/12).

Prosesnya sederhana tapi canggih: limbah TKKS diubah menjadi selulosa, dicampur PLA, dikeringkan, lalu diekstrusi menjadi gulungan filamen siap cetak. 

Tim Polimedia juga sudah menguji kualitas filamen mulai dari karakterisasi fisik dan mekanik, morfologi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), hingga uji biodegradasi. Hasil awal? Filamen kuat, stabil, dan memiliki potensi tinggi untuk aplikasi manufaktur modern.

Riset ini didukung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), yang memastikan penelitian berlangsung terstruktur selama dua tahun, 2025–2026. 

“Harapannya, inovasi ini tidak hanya akademik, tapi bisa langsung dikembangkan industri,” tambah Handika.

Dari sisi industri, PT Evolusi Kreasi Indonesia menyambut baik. Mereka menilai filamen biokomposit ini punya peluang pasar besar, seiring tren global yang menuntut material ramah lingkungan. 

Bahkan, menurut Dr. Novitri Hastuti, M.Hut. dari BRIN, pemanfaatan TKKS sebagai filamen 3D bukan sekadar ekonomi, tapi juga kontribusi nyata untuk mengurangi dampak lingkungan.

Saat ini, tim Polimedia masih melakukan pengujian lanjutan untuk memastikan stabilitas harga, kualitas, dan kompatibilitas filamen dengan berbagai mesin 3D printing. 

Jika sukses, Indonesia bisa menjadi pionir filamen 3D berbasis limbah sawit, sekaligus membuka peluang ekspor ke pasar global yang terus berkembang.

Inovasi ini jadi bukti nyata bahwa limbah perkebunan sawit bukan musuh lingkungan, tapi harta karun industri masa depan. Dari kebun sawit ke printer 3D, TKKS kini punya cerita baru, dari limbah menjadi super material yang siap mengubah wajah manufaktur dunia.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :