https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Lima Tumbuhan ini Jadi Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia Sepanjang 2024

Lima Tumbuhan ini Jadi Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia Sepanjang 2024

Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean. foto: Barantin


Jakarta, elaeis.co - Badan Karantina Indonesia (Barantin) menggelar refleksi akhir tahun untuk mepaparkan sejumlah pencapaian selama setahun terakhir. 

"Kegiatan ini bertujuan mendiskusikan pencapaian yang telah diraih sehingga bisa diperkuat tahun depan," jelas Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean, dalam pernyataan resmi dikutip Ahad (22/12).
 
Pada kesempatan ini dia menekankan pentingnya peran Barantin dalam melindungi SDA Indonesia dari serbuan komoditi impor. Barantin baru berusia satu tahun setelah dipisah dari Kementerian Pertanian, namun telah melakukan sejumlah tindakan karantina mulai dari penahanan, penolakan, hingga pemusnahan komoditi yang tidak sesuai regulasi dan persyaratan karantina.

Tercatat sudah dilakukan 2.309 kali penegakan hukum karantina, terdiri dari tindakan di bandara sebanyak 1.445 kali, pelabuhan 745 kali, pos lintas batas negara atau PLBN 60 kali, dan kantor pos 59 kali.

"Indonesia tidak mau barang dalam kondisi tidak baik masuk ke pasar dalam negeri. Yang tidak sesuai persyaratan, kita musnahkan, kita bakar. Kita tunjukkan kita berdaulat," tegasnya.

"Barantin bertindak sebagai salah satu sistem pertahanan negara. Kita tidak ingin negara kita dianggap negara penampung semua komoditi yang tidak jelas," tambahnya.

Terkait ekspor, Barantin mencatat sepanjang 2024 ada lima tumbuhan yang menjadi komoditas unggulan Indonesia ke berbagai negara. Yang terbesar adalah minyak sawit atau CPO (Crude Palm Oil) dan turunannya dengan volume ekspor mencapai 11.735.773 ton senilai Rp 209,9 triliun.

“Diantara negara yang menjadi pasar utama ekspor kelapa sawit Indonesia yakni Tiongkok, Jepang, dan Selandia Baru,” sebutnya.

Komoditas unggulan lainnya adalah kopi dengan volume ekspor mencapai 177.799 ton dengan nilai mencapai Rp 14,41 triliun. Pasar utama ekspor kopi Indonesia mencakup Amerika Serikat, Mesir, dan Malaysia.

Biji pinang menempati posisi ketiga dengan volume ekspor sebesar 150.100 ton dan nilai ekspor Rp 5,32 triliun. Peminat utamanya adalah Iran, India, dan Tiongkok.

Komositas berikutnya yakni kelapa dalam bentuk kelapa segar, kopra, dan santan, dengan volume ekspor mencapai 646.310 ton dan nilai ekspor Rp 3,06 triliun. Produk kelapa diminati oleh Tiongkok, Malaysia, dan Thailand, yang digunakan dalam berbagai industri seperti pangan dan kosmetik.

Yang terakhir adalah buah manggis kualitas premium, volume ekspornya mencapai 59.562 ton dengan nilai Rp 2,02 triliun. Pasar utama manggis Indonesia meliputi Tiongkok, Malaysia, dan Uni Emirat Arab.

"Mereka terus mengimpor manggis Indonesia karena rasa dan manfaat kesehatan yang tinggi," tutupnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :