https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Lewat GenSaw Talkshow, Peran Sawit Dikenalkan ke Mahasiswa Palembang

Lewat GenSaw Talkshow, Peran Sawit Dikenalkan ke Mahasiswa Palembang

Acara GenSawit Talkshow 2024 "Peran Kelapa Sawit di Indonesia" di Palembang. foto: Ist.


Jakarta, elaeis.co - Rangkaian kegiatan GenSawit Talkshow 2024 kembali digelar oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Kali ini lokasinya di Palembang, Sumatera Selatan.

Kampanye #SawitBaik kali ini bertema 'Peran Kelapa Sawit di Indonesia' dan diikuti oleh ratusan mahasiswa dari 12 kampus yang tersebar di Kota Palembang.

Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Achmad Maulizal Sutawijaya mengungkapkan, Indonesia saat ini sudah menjadi eksportir sawit terbesar di dunia dan sawit telah dimanfaatkan untuk berbagai sektor kebutuhan hidup manusia.

"Sekarang kita tidak hanya mengekspor sawit ke negara India, Pakistan, China, tapi juga ke negara-negara Eropa. Sudah banyak yang memanfaatkan sawit terutama untuk kebutuhan medis, kosmetik dan fashion," paparnya dalam keterangan tertulis, kemarin.

Tanaman sawit sendiri memiliki beragam manfaat, salah satunya mengolah karbon dioksida atau CO2 menjadi oksigen atau O2. "Ini merupakan hal bagus dalam mengurangi dampak dari emisi karbon sehingga nantinya membuat planet kita ini tetap hijau dan terus berkelanjutan ke generasi-generasi selanjutnya," ujarnya.

Ketua Bidang Pengembangan SDM GAPKI, Sumarjono Saragih, sangat menyayangkan sawit masih kerap memperoleh propaganda dan isu negatif dari berbagai kompetitor industri serupa. Isu tersebut menurutnya sengaja dilakukan sebagai bentuk serangan terhadap sawit Indonesia. 

"Sawit sering kali dituduh sebagai tanaman yang tidak baik, mulai dari tanaman yang tidak ramah lingkungan, terjadi perbudakan, rasisme, ada buruh kontrak yang sedang dituduh ke kita," paparnya.

Menurutnya, keberlanjutan industri sawit harus dijaga karena ini sebagai modal besar membangun dan menjadikan Indonesia menjadi lebih baik. "Sawit selalu diancam keberadaannya bahkan diboikot di pasaran dengan berbagai arah tuntutan pasar," tukasnya.

"Saya teringat kutipan dari Dubes Havas saat Covid 19 yang mengatakan ada beberapa hal yang bisa mengancam masa depan sawit, dan salah satunya adalah aspek human rights atau hak asasi manusia. Pertanyaannya, apa di balik hak asasi manusia itu? Salah satunya adalah hak bekerja dan hak sosial masyarakat, nah bagaimana kita merespon itu?" sambungnya.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Prof Yanto Santosa menjelaskan beberapa aspek penting yang harus dikuasi dalam pengembangan industri sawit. "Pertama pilar ekonomi, bahwa usaha atau pembangunan tersebut harus menguntungkan," ungkapnya.

Selanjutnya, pilar ekologi lingkungan. "Ini tidak kalah penting. Bahwa usaha itu atau pembangunan itu harus menjamin kelestarian keanekaragaman hayati," tegasnya.

"Pilar ketiga adalah pilar menjamin dan menjaga. Bahwa usaha itu atau kebun sawit itu harus mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat," pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :