https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Lewat Beasiswa Sawit BPDP, Generasi 3T NTT Kini Bisa ‘Naik Kelas’

Lewat Beasiswa Sawit BPDP,  Generasi 3T NTT Kini Bisa ‘Naik Kelas’

Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yullianus Weng.


Manggarai Barat, elaeis.co - Generasi muda dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Nusa Tenggara Timur kini memiliki peluang untuk naik kelas melalui pendidikan tinggi berkat program beasiswa sawit BPDP. 

Sosialisasi program ini digelar di Aula Kantor Bupati Manggarai Barat, Selasa (28/10), bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

Kegiatan ini menyasar putra-putri dari keluarga pekerja perkebunan kelapa sawit, dengan tujuan memperluas akses pendidikan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor perkebunan. 

Program beasiswa ini menjadi salah satu langkah nyata BPDP dalam membangun masa depan generasi muda dari berbagai daerah, termasuk NTT.

Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yullianus Weng, menyampaikan apresiasi atas upaya BPDP yang memberi kesempatan bagi generasi muda untuk menempuh pendidikan tinggi. 

Ia menekankan bahwa tantangan generasi sekarang berbeda dengan zaman dulu. “Kalau dulu pemuda berjuang dengan bambu runcing, tantangan kalian sekarang adalah melawan kemiskinan, kebodohan, dan radikalisme. Cara mengangkat derajat adalah dengan pendidikan setinggi-tingginya,” ujar Yullianus.

Lebih lanjut, Yullianus menegaskan bahwa investasi terbaik yang bisa diwariskan kepada generasi berikutnya adalah pendidikan, karena kekayaan alam bersifat terbatas, sementara kekayaan intelektual dari pendidikan menjadi modal untuk membangun daerah dan bangsa.

Program beasiswa ini dijelaskan oleh Zaid Burhan Ibrahim, Direktur Hukum dan Kerja Sama BPDP, sebagai bentuk kontribusi nyata industri kelapa sawit dalam pengembangan SDM dari kalangan keluarga pekerja perkebunan. 

“Banyak warga NTT, termasuk Manggarai, bekerja di kebun sawit di Kalimantan, Papua, dan Sumatera. Melalui program ini, anak-anak mereka bisa naik kelas, tidak hanya menjadi pekerja, tapi juga manajer dan pemimpin di industri perkebunan,” jelas Zaid.

Beasiswa sawit BPDP bersifat penuh, mencakup biaya pendidikan, biaya hidup, buku, dan transportasi, untuk jenjang D1 hingga S1. 

Tahun ini, BPDP menargetkan sekitar 4.000 penerima beasiswa di seluruh Indonesia. Selain itu, program ini juga menekankan kesetaraan gender, dengan perhatian khusus terhadap penerima perempuan, yang dalam beberapa tahun terakhir jumlahnya bahkan lebih tinggi dibanding laki-laki.

Zaid menambahkan, sekolah-sekolah di Manggarai Barat dan sekitarnya diminta mulai mempersiapkan calon peserta yang layak mengikuti seleksi pada pertengahan tahun depan. 

“Guru-guru diharapkan membantu inventarisasi siswa yang orang tuanya bekerja di perkebunan sawit dan memberikan bimbingan belajar. Pendaftaran dibuka kembali pada Juni–Juli tahun depan,” ujarnya.

Sosialisasi ini dihadiri pejabat BPDP, tenaga pendidik, serta guru pendamping dari SMK dan SMA di Manggarai Barat dan Manggarai Timur. 

Kehadiran mereka memperkuat kolaborasi pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda daerah 3T agar siap menghadapi tantangan dan menjadi pemimpin masa depan di industri perkebunan kelapa sawit Indonesia.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :