https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Lembaga Mitra Diharapkan Terus Bantu Pasaman Barat Percepat Penurunan Stunting

Lembaga Mitra Diharapkan Terus Bantu Pasaman Barat Percepat Penurunan Stunting

Wabup Pasbar, Risnawanto, mengikuti kegiatan Rapat Advokasi Keberlanjutan Menuju Indonesia Bebas Stunting. foto: Diskominfo


Simpang Empat, elaeis.co - Wakil Bupati Pasaman Barat (pasbar), Sumatera Barat, Risnawanto, mengikuti kegiatan Rapat Advokasi Keberlanjutan Menuju Indonesia Bebas Stunting melalui zoom meeting dari Aula Bappelitbangda Pasbar. Acara ini juga dihadiri Plt. Kepala Bappelitbangda Pasbar Ikhwanri, tim TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting), perwakilan tokoh agama, perusahaan, Ketua STAI Yaptip, dan Satgas Stunting Pasbar.

Kegiatan ini sekaligus menjadi momen penting end project expose pendampingan intervensi percepatan penurunan stunting oleh Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta bersama tujuh kabupaten di Indonesia yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

Pada kesempatan itu, Risnawanto menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat penanganan stunting di Pasaman Barat. Pendekatan lokakarya yang melibatkan berbagai desa dan nagari digunakan untuk menyusun panduan implementasi perubahan di masyarakat.

“Tahun 2024 merupakan tahun terakhir pendampingan dari Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta. Namun, kami berharap pendampingan ini dapat dilanjutkan karena masih dibutuhkan perluasan hingga tingkat kecamatan dan nagari,” kata Risnawanto dalam keterangan resmi Diskominfo Pasbar dikutip elaeis.co Sabtu (28/12).

“Pasbar memiliki keberagaman suku, budaya, dan agama. Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana, terdapat 24 suku di Pasbar. Keberagaman ini menjadi kekuatan untuk bekerja sama menurunkan angka stunting. Strategi lintas agama dan budaya menjadi fokus utama, dengan melibatkan tokoh masyarakat dan agama sebagai sumber informasi utama. Selain itu, sektor pendidikan hingga tingkat nagari, desa, dan kecamatan turut diperkuat,” sambungnya.

Risnawanto juga mengapresiasi peran perusahaan seperti perusahaan perkebunan sawit dan pertambangan di Pasbar melalui dana CSR. Dia mencontohkan program Berkolaborasi Bersama Perusahaan untuk Kendalikan dan Nolkan Stunting (Brondol Sawit) telah mendukung penyediaan air bersih, listrik, dan perbaikan rumah tidak layak huni di sejumlah desa.

“Pengelolaan sistem manajemen data yang baik telah membawa penghargaan bagi Pasaman Barat. Semua capaian ini merupakan hasil dari kolaborasi dan pendampingan yang diberikan oleh berbagai pihak, termasuk Tanoto Foundation dan mitra lainnya,” tambahnya.

Pada kegiatan end project expose, Pemkab Pasbar memaparkan praktik baik dalam penanganan stunting, termasuk peran tokoh lintas agama dan budaya dalam strategi komunikasi perubahan perilaku.

“Setelah dilatih, para tokoh kunci ini diharapkan mampu menyampaikan pentingnya mengatasi stunting kepada masyarakat karena mereka lebih didengarkan,” paparnya.

Dia juga menyampaikan harapan besar agar kolaborasi lintas sektor terus berlanjut demi mewujudkan program nasional Indonesia Bebas Stunting tahun 2025.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :