Berita / Nusantara /
Legislator ini Tawarkan Solusi Bagi Sejumlah Permasalahan di Sektor Sawit
Jakarta, elaeis.co - Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan Pemerintah (LKSP) melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Expo Sawit Baik Indonesia di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Kegiatan dengan tema “Hilirisasi Produk Turunan Kelapa Sawit untuk Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan” ini dihadiri oleh perwakilan petani kelapa sawit, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa, organisasi masyarakat, Anggota DPRD Kabupaten Musi Banyuasin, Firman Akbar, Dedi Zulkarnaen, serta Wakil Ketua DPRD Kabupaten Musi Banyuasin, Endi Susanto.
Pada kegiatan itu Hafisz menyebutkan bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah menjadi subjek perdebatan karena dampak lingkungannya, termasuk deforestasi, kebakaran hutan, dan masalah sosial. Pemerintah telah berupaya untuk mengimplementasikan standar dan regulasi yang lebih ketat untuk mengatasi masalah ini.
"Beberapa perusahaan sawit telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan praktik keberlanjutan dalam industri ini, seperti memperkenalkan sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) untuk memastikan produksi yang lebih ramah lingkungan," kata anggota Fraksi PAN DPR RI itu dalam keterangannya dikutip Senin (9/10).
"Pemerintah juga perlu memastikan bahwa regulasi lingkungan yang ketat diterapkan dan dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat dalam industri kelapa sawit. Transparansi dalam rantai pasokan kelapa sawit dan sertifikasi yang lebih ketat harus terus didorong untuk membantu mengatasi masalah deforestasi dan praktik-praktik ilegal," sambungnya.
Dia juga menyebutkan bahwa petani sawit menghadapi berbagai persoalan salah satunya belum mendapatkan harga yang adil untuk Tandan Buah Segar (TBS) mereka. "Solusinya adalah melalui negosiasi yang lebih baik antara petani dan perusahaan kelapa sawit, serta pengembangan pasar yang lebih baik," ujarnya.
Dia melanjutkan, petani juga perlu mendapatkan akses yang lebih baik ke pembiayaan untuk memperbarui kebun, meningkatkan produktivitas, dan menghadapi risiko ekonomi. "Juga akses mendapatkan pelatihan dan pendidikan agar petani dapat mengadopsi praktik-praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien," tukasnya.
Hafisz juga mendorong petani untuk menerapkan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan seperti pemupukan yang tepat, pengelolaan air yang baik, dan pengurangan penggunaan pestisida berbahaya untuk membantu mengurangi dampak negatif lingkungan.
Dia juga menekankan perlunya mendorong penyelesaian konflik tanah, peningkatan kesejahteraan buruh, diversifikasi pertanian, penggunaan teknologi dan inovasi, serta kerja sama berbagai pihak.
"Penting untuk diingat bahwa solusi untuk permasalahan petani kelapa sawit di Indonesia harus mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak adalah kunci untuk mencapai perubahan yang signifikan di sektor ini," jelasnya.
Pada kesempatan itu dia juga menyatakan mendukung penuh upaya hilirisasi kelapa sawit di Sematera Selatan. Menurutnya, ekonomi lokal sangat terdampak nantinya dengan adanya hilirisasi kelapa sawit.
“Saya berharap melalui kegiatan ini peserta dapat memahami dampak positif dari kelapa sawit dan produk turunannya,” katanya.
Komentar Via Facebook :