Berita / Kalimantan /
Kunjungi Disbunnak Sanggau, Tim FOLUR Evaluasi Implementasi Program
Tim Proyek FOLUR melakukan kunjungan ke Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sanggau. Foto: Disbunnak
Sanggau, elaeis.co – Tim Proyek Food System Land Use Restoration (FOLUR) melakukan kunjungan ke Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan ini bertujuan mendiskusikan proses dan perkembangan proyek FOLUR di Kabupaten Sanggau berdasarkan penilaian atau perspektif Disbunnak Sanggau.
Hadir langsung dalam diskusi yaitu Kepala Disbunnak Sanggau Syafriansyah MM, Kepala Bidang Perbenihan Pengembangan dan Produksi Perkebunan Estepanus Palentek SP, Plt. Kepala Bidang Bina Usaha Perlindungan Perpetaan Perkebunan Kacuk Fitrianto SP, dan Kepala Bidang Pendataan Sarana Prasarana dan Kelembagaan Silvia Rismaningsih SP.
Rangkaian kegiatan ini rencananya akan dilanjutkan dengan berkunjung dan berdiskusi ke kantor Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Sanggau, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sanggau, Pemerintah Kecamatan Bonti, Pemerintah Desa Sami Kecamatan Bonti, perwakilan petani dan masyarakat adat di Desa Sami, perwakilan Non Governmental Organization (NGO) di Sanggau, dan mitra terkait lainnya.
Proyek FOLUR Indonesia didanai oleh Global Environment Facility (GEF) dan dimplementasikan oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nations yang bertujuan untuk mentransformasi sistem pangan dengan memobilisasi lanskap produksi berkelanjutan di 27 negara. Di Indonesia, secara khusus Proyek FOLUR dilaksanakan di lima kabupaten, salah satunya di Kabupaten Sanggau.
Program ini berlangsung hingga bulan Februari 2028 dan bertujuan untuk mendorong serta memperkuat rantai nilai kelapa sawit, kopi, kakao, dan padi yang berkelanjutan melalui penerapan pendekatan pengelolaan lanskap yang komprehensif yang mengintegrasikan konservasi keanekaragaman hayati, pertanian berkelanjutan, keterlibatan sektor swasta, inklusi gender, peningkatan kapasitas petani kecil, restorasi ekosistem, dan mendorong rantai nilai pengembangan komoditi yang berkelanjutan.
Dalam rangkaian proses kunjungan tersebut, unit evaluasi GEF yaitu Independent Evaluation Office (IEO) berupaya untuk mengetahui proses pembelajaran dalam pelaksanaan proyek dan interverensi proyek pada aspek lingkungan di Kabupaten Sanggau. Hadir sebagai perwakilan IEO yaitu Dr. Detlev Puetz dan Ali Imron, sebagai perwakilan UNDP-FOLUR yaitu Iwan Kurniawan dan Dewa Ekayana, serta Vincessius sebagai Koordinator FOLUR Sanggau.
Kegiatan ini bertujuan untuk melihat bagaimana program sistem pangan yang didukung oleh GEF ini mampu memberikan dampak hingga tingkat tapak khususnya di Kabupaten Sanggau dan kontribusi positif proyek FOLUR pada aspek lingkungan. Harapan lainnya yaitu agar konsultan mengetahui tantangan dan juga sejauh mana program FOLUR ini diimplementasikan dan hasilnya bagaimana serta peluang-peluang intervensi ke depannya. Proses ini menjadi masukan untuk GEF, UNDP dan FOLUR untuk bisa berkontribusi secara lebih kongkret bagi pemerintah daerah Kabupaten Sanggau dan masyarakat terdampak.
Selanjutnya, tim juga melakukan penilaian terkait penguatan petani/pekebun dan bisnis hijau yang berkelanjutan, serta yang tidak kalah penting yaitu penguatan pada aspek alam dan lingkungan yang dinilai berdasarkan pola produksi dengan mempertimbangkan daya tampung dan daya dukung lingkungan di Kabupaten Sanggau.
Kepala Disbunnak Sanggau Syafriansyah menyampaikan bahwa program FOLUR dilaksanakan melalui pendekatan kawasan lanskap. “Misi awal dipilihnya Sanggau sebagai salah satu lokasi proyek yaitu karena kabupaten ini punya komoditi unggulan berupa sawit yang luas namun juga memiliki tutupan hutan yang sangat luas serta penting sekali untuk terus dijaga. Sehingga perlu adanya kesinambungan dan keseimbangan antara pengembangan produktivitas komoditi sawit dan juga kelestarian lingkungan dan hutan,” jelasnya dalam keterangan resmi Diskominfo Sanggau dikutip elaeis.co Rabu (29/1).
Dia melanjutkan, program FOLUR selama ini bersifat lebih banyak kepada edukasi dan studi-studi pembelajaran dan peningkatan kapasitas. Karena itu diharapkan perlu adanya kegiatan bersifat fisik dan tangible yang juga berdampak bagi peningkatan dan pengembangan produktivitas kelapa sawit yang berkelanjutan.
“Terkait proyek FOLUR ini, kita melihat bahwa selain pengembangan sawit yang berkelanjutan, juga penting untuk penguatan usaha-usaha masyarakat khususnya yang berada di wilayah sekitar hutan, baik kawasan hutan, maupun lokasi tutupan hutan yang berada di areal penggunaan lain (APL). Salah satu rekomendasi yang memiliki peluang yang besar yaitu bidang peternakan, secara spesifik pada pengembangan integrasi komoditi sawit dan ternak sapi. Untuk hal ini, petani mandiri dapat dibimbing untuk pelaksanaan integrasi antara sawit dan ternak. Prospek pasar sangat terbuka luas, peluang areal perkebunan masyarakat yang juga luas, dan pola pengelolaan integrasinya dapat dipelajari dengan cukup mudah sehingga peluang ini sangat cocok untuk bisa ditindaklanjuti,” paparnya.
Pembelajaran lainnya terkait kelapa sawit berkelanjutan di Kabupaten Sanggau yaitu perlu secara kolaboratif menjalankan rencana aksi daerah kelapa sawit berkelanjutan (RAD KSB) yang mencakup lima komponen penting. Yaitu penguatan data, penguatan koordinasi, dan infrastruktur; peningkatan kapasitas dan kapabilitas pekebun; pengelolaan dan pemantauan lingkungan; tata kelola perkebunan dan penanganan sengketa; serta dukungan percepatan pelaksanaan sertifikasi ISPO dan akses pasar produk kelapa sawit.
Proses pembelajaran Proyek FOLUR ini memberikan gambaran terkait perkembangan proyek FOLUR di Sanggau yang secara umum telah berjalan dan terus diimplementasikan sesuai dengan perencanaannya dan terus didasarkan pada semangat pembangunan daerah. “Harapannya program FOLUR dapat memberikan dampak bagi masyarakat luas dan juga mampu mendorong pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan di Kabupaten Sanggau, mendorong penguatan ekonomi masyarakat, mendorong transformasi sistem pangan, tata guna lahan, dan restorasi ekosistem secara terpadu dan berkelanjutan di Sanggau,” tutupnya.







Komentar Via Facebook :