Berita / Sumatera /
KUD Bina Usaha Baru Sukses Replanting Sawit Bermitra dengan Asian Agri
Rudy Rismanto, Head Of Partnership Asian Agri, memaparkan program kemitraan dan pembinaan petani yang dijalankan perusahaan. foto: Rizal
Pekanbaru, elaeis.co - KUD Bina Usaha Baru (BUB) di Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, berhasil melakukan penanaman ulang atau replanting kebun sawit seluas 616 hektare (Ha) atau 308 kapling. Kesuksesan yang dirasakan 406 petani kelapa sawit anggota koperasi itu tidak terlepas dari binaan dan pendampingan Asian Agri.
Sejak bermitra dengan Asian Agri, banyak keuntungan yang diterima anggota KUD BUB. Dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), Asian Agri membantu petani melalui bimbingan teknis budidaya kelapa sawit, penggunaan bibit unggul Topaz, hingga jaminan pembelian hasil panen.
“Petani juga diikutkan dalam berbagai pelatihan, bimbingan administrasi, dan studi banding. Hasilnya, kami bisa lebih awal panen perdana Tandan Buah Segar (TBS) sawit. Dalam kurun waktu 28 bulan (2 tahun 4 bulan), petani sudah merasakan hasil dari panen TBS. Jadi lebih awal 21 bulan dari target panen," ujar Antonius Tulus, Ketua KUD Bina Usaha Baru, di sela halal bihalal Asian Agri dengan insan pers di Riau, Jumat (12/05).
Menurut Tulus, kesuksesan replanting tersebut mustahil tercapai bila mereka tidak bermitra dengan Asian Agri.
“Bayangkan saja di awal buah atau kurun waktu 28-49 bulan, kebun kami yang seharusnya belum menghasilkan ternyata sudah bisa menghasilkan TBS. Hasil panennya lalu kami kumpul di rekening penampungan / escrow, hasil panen sawit selama 21 bulan kami gunakan untuk melunasi sebahagian dari hutang pokok untuk biaya melakukan replanting," paparnya.
"Karena hasil panen memuaskan, kami tidak pernah macet membayar cicilan kredit," tambah ayah dua anak yang memiliki kebun seluas 20 Ha itu.
KUD BUB berdiri sejak tahun 1989 di Desa Bukit Jaya Kecamatan Ukui. Tulus sendiri awalnya hanya anggota biasa, pada tahun 2012 dia diangkat menjadi Ketua KUD BUB dan menjabat sampai saat ini.
"Sejak generasi pertama kebun sawit kami, yakni jatah lahan transmigrasi yang diberikan pemerintah tahun 1987, orang tua kami telah bermitra dengan Asian Agri. Kemitraan generasi pertama ini terbukti mampu meningkatkan kondisi perekonomian keluarga kami," ungkapnya.
Dia mengisahkan, layaknya peserta transmigrasi lainnya, orang tuanya dulu hanya memiliki rumah yang sangat sederhana. Sekarang rumah jatah dari pemerintah itu sudah berubah menjadi rumah gedung. "Kami juga saat ini sudah memiliki kendaraan yang bagus, bisa menyekolahkan anak ke perguruan tinggi, bahkan kami mampu memperluas kebun sawit," bebernya.
Karena terbukti berhasil, lanjutnya, ketika sawit generasi pertama sudah memasuki umur replanting pada 2016, anggota KUD BUB sepakat melanjutkan kemitraan dengan Asian Agri.
"Dan sekarang memang kemitraan itu terbukti mampu mengoptimalkan produktivitas kebun petani. Hasil panen kami pada usia tanam 5 tahun bisa mencapai 26 ton per hektar per tahun. Kesuksesan kami saat ini adalah berkat kemitraan bersama Asian Agri, dan kami optimis ke depan akan terus semakin sukses lagi bersama Asian Agri," ucapnya.
Rudy Rismanto, Head Of Partnership Asian Agri bersyukur, manfaat kemitraan bersama Asian Agri bisa dirasakan petani. Menurutnya, kemitraan merupakan strategi bisnis Asian Agri untuk sukses bersama petani.
"Dalam program Asian Agri 2030, pilar yang pertama adalah kemitraan dengan petani. Perusahaan menargetkan untuk menggandakan pendapatan petani, menyelesaikan penanaman kembali 100% kebun petani, memperoleh sertifikasi ISPO untuk 100% petani plasma, dan membantu 5.000 petani swadaya memperoleh sertifikat RSPO," jelasnya.
Untuk mencapai target Asian Agri 2030, sambungnya, perusahaan secara berkesinambungan membantu petani mitra menerapkan praktik budidaya terbaik dan mendapatkan sertifikasi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan melalui pelatihan, pendampingan, dan men-support petani untuk mendapatkan dana BPDPKS maupun kredit usaha rakyat (KUR) untuk replanting.
“Kami menyadari, replanting adalah momentum yang tepat bagi petani untuk dapat mengoptimalkan hasil produksi kebunnya. Oleh karena itu, kami berharap petani jangan takut replanting, dan pastikanlah melakukan replanting bermitra dengan perusahaan yang tepat yang memiliki kemampuan dan komitmen yang baik untuk sukses bersama petani,” imbuh Rudy.
Sebelumnya, Lidya Veronica selaku Media Relation Asian Agri menyampaikan, halal bihalal dengan media merupakan salah satu agenda tahunan perusahaan dalam rangka mempererat jalinan silaturahmi yang sudah terjalin selama ini.
"Kami berterima kasih atas dukungan rekan-rekan media yang mendukung perusahaan dan petani melalui beragam pemberitaan terkait akselerasi PSR. Selain momentum ini sebagai media silaturahmi kami dengan rekan-rekan jurnalis, kami juga mengambil kesempatan untuk memberikan informasi terkait kesuksesan program kemitraan Asian Agri dengan petani dalam melakukan replanting. Harapannya success story hari ini bisa menginspirasi banyak petani lainnya untuk siap replanting dengan pola kemitraan untuk mendukung akselerasi PSR petani, yang pada akhirnya untuk meningkatkan perekonomian petani," sebut Lidya.







Komentar Via Facebook :