Berita / Lingkungan /
Korban Banjir di Siak Tolak Bantuan PT Arara Abadi
Kondisi banjir di Mempura, Kabupaten Siak. (Dok. Polres Siak)
Siak, elaeis.co - Sebanyak 300 KK di Kampung Benteng Hilir, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak masih direndam banjir. Air belum surut menyusul hujan deras saban hari.
Penghulu Kampung (Kades) Benteng Hilir beserta camat Mempura Agung Sugoro menyebut penyebab banjir ini diperparah oleh kebijakan PT Arara Abadi-APP Sinar Mas dan PT Ekawana. Selain curah hujan tinggi, kedua perusahaan itu melepas pintu airnya sehingga debit air semakin tak tertampung kanal.
“Upaya mereka menolong menurunkan debit air tidak ada, lalu kemarin tiba-tiba Humas PT Arara Abadi mengantarkan bantuan beras, dan itu ditolak mentah-mentah oleh penghulu kampung,” kata Arkadius, warga setempat, Rabu (16/11).
Ia mengatakan, air sudah sampai di bengkel miliknya, sehingga tidak bisa beroperasional. Sedangkan korban lain sudah ada yang mengungsi karena air mencapai 80 Centimeter (Cm) di dalam rumahnya.
“Kami minta perusahaan menurunkan alat berat untuk membantu pembersihan kanal, bukan bantuan hanya untuk pencitraan, seperti 80 karung beras itu, maka wajar ditolak,” kata dia.
Menurut Arkadius, manajemen PT Arara Abadi-APP Sinar Mas harusnya mempunyai rasa malu setelah bantuannya ditolak. Sebab keberadaan perusahaan itu di kampung Benteng Hilir sudah cukup lama yang sejatinya juga punya tanggungjawab sosial.
Penghulu Kampung Benteng Hilir M Rasyid juga membenarkan sudah menolak bantuan beras PT Arara Abadi-APP Sinar Mas. Pihak perusahaan itu terpaksa membawa kembali bantuan dari Benteng Hilir.
“PT Arara Abadi-APP Sinar Mas adalah perusahaan terbesar berdiri di kampung ini, mereka tahu korban 300 KK dan dia hanya mampu memberikan bantuan beras sebanyak 80 sak. Ya lebih baik ditolak,” kata dia.
Selain itu Rasyid juga mengemukakan, bantuan 80 sak beras akan bermasalah bagi masyarakat terdampak. Pihaknya juga tidak menginginkan warga terdampak berebut atas bantuan tersebut.
Menurutnya, pemberian bantuan 80 sak beras tidak sebanding dengan kontribusi PT Arara Abadi-APP Sinar Mas terkait pengiriman air banjirnya. Hasil perkebunannya di kampung ini juga melimpah ruah.
“Bantuannya 80 sak beras adalah sebuah pelecehan bagi kami, mereka ini sudah beroperasi selama puluhan tahun masak hanya 80 sak, masyarakat kami benar-benar kecewa,” katanya.
Selama puluhan tahun perusahaan itu ada di Kampung Benteng Hilir, kata dia, tidak ada kontribusinya ke kampung. Tiba-tiba saat banjir diantarkan beras 80 sak, sehingga ditolaknya.
“Penyebab banjir ini mungkin curah hujan terlalu tinggi dan air dari kanal PT Arara Abadi dan PT Ekawana meluap ke permukiman dan kebun masyarakat,” kata dia.
Sedangkan Humas PT Arara Abadi APP-Sinar Mas Alpian mengatakan tidak ada pintu air atau bendungan di areal Arara di kampung Benteng Hilir. Banjir yang terjadi murni karena curah hujan tinggi dan meluapnya air sungai.
“Terkait bantuan yang ditolak penghulunya saya heran juga. Kalau saya jadi penghulu saya terima saja, kalau kurang kan bisa dibicarakan mengapa harus ditolak,” ujarnya.







Komentar Via Facebook :