Berita / Sulawesi /
Koperasi Petani Sawit ini Berhasil Perjuangkan DBH Kebun Plasma dari Perusahaan
Penandatanganan kesepakatan kerja sama baru antara Koperasi Lembo Jaya dengan PT KSG. foto: Pemkab Morut
Kolonodale, elaeis.co - Setelah melalui perjuangan panjang, pengurus Koperasi Konsumen Petani Sawit Lembo Jaya berhasil meyakinkan PT. Kirana Sinar Gemilang (KSG) selaku operator kebun plasma untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Upaya maksimal pengurus koperasi tersebut disambut gembira peserta rapat anggota tahunan (RAT) koperasi tersebut yang berlangsung di Desa Kumpi, Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara (morut), Sulawesi Tengah.
RAT tersebut turut dihadiri Sekretaris Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Morowali Utara, Yarid F. Marande SE, pimpinan PT. Kirana Sinar Gemilang, Binsar Sirait, serta ratusan anggota koperasi.
Anggota Koperasi Lembo Jaya berjumlah 434 orang yang tersebar di tiga desa yakni Desa Po'ona, Kumpi, dan Uluanso. Ketiga desa ini merupakan pemilik tanah ulayat di mana perusahaan sawit tersebut beroperasi di wilayah Lembo Raya.
Dalam RAT tersebut, Ketua Lembo Jaya, Guslan Tomboelu MAP, membacakan laporan tahunan dan menguraikan pencapaian serta rencana program ke depan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.
Dalam laporan itu disebutkan pengurus koperasi terus berupaya mengumpulkan data-data hasil kebun plasma, melakukan pengawasan, serta kajian atas hasil kinerja jajaran PT. KSG.
Dari hasil kajian tersebut, atas dukungan Bupati Morut, maka pada tanggal 18 Agustus 2023 kemitraan Koperasi Konsumen Petani Sawit Lembo Jaya dengan PT. KSG memasuki babak baru dengan lahirnya enam poin kesepakatan bersama.
Salah satu poin penting dari kesepakatan tersebut adalah jika selama ini anggota koperasi menerima kompensasi dana talangan sebesar Rp 70.000 dalam bentuk utang, maka mulai Oktober 2023 berubah menjadi Dana Bagi Hasil (DBH) bagi petani plasma sebesar Rp 500.000/Ha dan bukan merupakan utang.
"Ini kesepakatan strategis dan merupakan sejarah baru bagi koperasi kami. Di tempat lain masih menggunakan sistem dana talangan," jelas Guslan dalam keterangan resmi Pemkab Morut, Senin (16/10).
Pengelolaan lahan perkebunan ini juga menguntungkan anggota koperasi. Kalau di tempat lain komposisi pengelolaan dibagi 80 persen inti (perusahaan) - 20 persen petani, maka di Lembo Raya pembagiannya 65 persen inti dan 35 persen petani.
Diungkapkan pula, jajaran pengurus koperasi terus berupaya melakukan langkah-langkah konstruktif dan berkoordinasi dengan pemerintah Desa Kumpi, Desa Po'ona dan Desa Uluanso, serta lembaga-lembaga terkait lainnya untuk memperjuangkan kepentingan anggota koperasi.
Dalam rapat anggota tahunan tersebut forum rapat menerima laporan pengurus koperasi serta menyetujui 14 program kerja tahun 2023 sebagai dasar kegiatan pengurus koperasi.
Dari 14 program kerja tersebut di antaranya pengurus koperasi akan mengupayakan usaha koperasi berupa angkutan tandan buah segar (TBS) sawit plasma.
Selain itu, mengupayakan usaha lainnya dengan memanfaatkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) dan bantuan Pemda Morut.
"Kita akan mengarahkan Desa Uluanso sebagai sentra pengembangan bibit sawit, Po'ona sebagai sentra ayam petelur, dan Kumpi sebagai sentra jahit-menjahit untuk pakaian pekerja di perusahaan," tambah Guslan.
Yarid F. Marande menyambut baik pelaksanaan RAT ini. "Koperasi Konsumen Petani Sawit Lembo Jaya saat ini termasuk koperasi yang paling sehat di Morut," sebutnya.
Dalam rangkaian pelaksanaan RAT ini, juga dilaksanakan aksi sosial donor darah dengan melibatkan karyawan PT. KSG dan anggota Koperasi Konsumen Petani Sawit Lembo Jaya.







Komentar Via Facebook :