Berita / Nusantara /
Koperasi Harus Diberi Kesempatan Bangun Pabrik seperti PT NGE
Acara peletakan batu pertama pembbangunan pabrik sawit di Batanghari oleh Mendag. Foto: Humas Kemendag
Jambi, elaeis.co - Peletakan batu pertama oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Selasa (2/8), menandai dimulainya pembangunan pabrik kelapa sawit PT Nusantara Green Energi (NGE) di Desa Simpang Jelutih, Kecamatan Bathin XXIV, Kabupaten Batanghari, Jambi.
Banyak kalangan menyambut positif kehadiran pabrik yang bakal memproduksi premium palm oil (PPO) yang awam disebut minyak merah tersebut. Salah satunya Setara Institute, non government organization (NGO) yang fokus bekerja untuk pemberdayaan organisasi petani sawit swadaya dan koperasi petani.
Pjs Direktur Yayasan Setara Jambi, Ridho Iskandar, mengatakan, berdirinya pabrik baru merupakan kabar baik dari sisi investasi, terutama pada sektor industri hilir atau pengolahan buah sawit.
"Kami menyambut investasi ini, karana bagus buat pendapatan daerah terutama Kabupaten Batanghari,” katanya.
Meski begitu, dia menilai akan lebih baik jika kesempatan yang sama diberikan juga kepada koperasi petani sawit.
“Hal ini sesuai arahan Bapak Presiden sewaktu kami bertemu beliau pada bulan Maret 2022 lalu. Bahwa sudah saatnya petani mengambil peran untuk mengelola usaha sawit dari hulu hingga ke hilir, mengelola pabrik pengolahan minyak sawit sendiri," katanya.
Menurutnya, pemerintah wajib mendukung koperasi petani dengan memberikan akses pendanaan dan kemudahan perizinan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit.
"Ada organisasi dan koperasi petani sawit yang secara kelembagaan sebenarnya mampu mengelola usaha sawit dari hulu ke hilir. Bahkan ada yang mendapatkan sertifikasi berkelanjutan yang diakui oleh dunia internasional," ucapnya.
Sementara itu, Jalal Sayuti, pimpinan Gapoktan Tanjung Sehati (GTS) mengaku pihaknya sudah menyusun rencana pembangunan pabrik minyak makan merah seperti inovasi yang dibuat Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. “Kami sudah berdialog dengan pihak pemerintah, inisiatif kami didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM,” ungkapnya.
“Juni lalu kami dan beberapa koperasi dari seluruh Indonesia berkesempatan mendampingi Menteri Koperasi dan UKM RI ke PPKS Medan untuk melihat produksi minyak makan merah,” tambahnya.
Dia yakin jika koperasi diberi ruang untuk mendirikan dan mengelola pabrik pengolahan kelapa sawit, maka persoalan minyak goreng yang menguras energi pemerintah selama beberapa bulan terakhir akan teratasi.
“Itu akan jadi solusi bagi ketersediaan minyak makan murah sekaligus menjawab persoalan harga sawit yang fluktuatif," tukasnya.
"Sudah saatnya petani sawit tidak lagi hanya menjadi pemasok TBS, tapi juga sebagai pengelola pabrik dan penjual produk turunan kelapa sawit," imbuhnya.







Komentar Via Facebook :