https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Konversi Lahan Petanian Menjadi Kebun Sawit di Daerah ini Mengkhawatirkan

Konversi Lahan Petanian Menjadi Kebun Sawit di Daerah ini Mengkhawatirkan

Areal persawahan dekat perkebunan sawit di Kabupaten Paser. foto: Ist.


Tana Paser, elaeis.co - Alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit masih terus terjadi di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Paser berupaya maksimal mempertahankan lahan pangan dan hortikultura yang ada.

Diperkirakan sudah lebih seribu hektare areal pertanian dikonversi menjadi kebun sawit dalam lima tahun terakhir di Paser.

Daerah ini sebenarnya sudah punya Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk mengamankan kawasan lahan pangan abadi. Jika beralih fungsi dari komoditas pertanian yang telah ditentukan ke pekebunan atau komoditis lain, ada sanksi berupa denda. Namun karena lahan tersebut merupakan miliknya, masyarakat merasa berhak melakukan apapun di tanahnya.

Kepala DTPH Kabupaten Paser, Erwan Wahyudi, mengatakan, massifnya alih fungsi lahan pertanian perlu disikapi dengan cepat dan bijak.

"Potensi lahan pertanian di Kabupaten Paser mencapai 14 ribu hektare. Yang sudah clean and clear dan tidak masuk kawasan cagar alam dan Hak Guna Usaha (HGU) mencapai 9 ribu hektare. Kami akan terus mempertahankannya. Bahaya kalau tidak dijaga, nanti pasokan pangan bisa bergantung dari luar daerah," katanya melalui pernyataan resminya beberapa hari lalu.

"Walaupun ada lahan pertanian yang hilang, tapi penambahan ada juga. Di Kecamatan Long Kali ada pembukaan lahan baru seluas 700 hektare," tambahnya.

Salah satu cara menjaga lahan pangan adalah menjaga stabilitas harga jual sehingga perekonomian petani meningkat. "Pemkab melalui Perumda Paser melakukan kerja sama dengan food station untuk memasarkan produksi petani," ungkapnya.

"Kerja sama ini menguntungkan petani. Selama ini, saat panen raya, selalu dibeli dengan harga murah. Dengan adanya food station, maka harganya tetap stabil. Dampak lainnya, inflasi bisa ditekan. Salah satu penyumbang terbesar inflasi Paser adalah pangan dan hortikultura," sambungnya.

DTPH juga akan terus mengajak petani mengembangkan tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang tidak kalah menguntungkan dibandingkan dengan sawit. Misalnya cabai dan bawang yang ternyata cocok dibudidayakan di beberapa daerah seperti di Desa Sebakung.

Potensi lain yang bisa dimaksimalkan ialah pisang kepok. Meski dulu pisang kepok kerap diserang berbagai macam penyakit, namun saat ini sudah ada banyak obat untuk menanggulanginya. "Kalau petani tidak mau menanam padi, masih banyak alternatif lainnya yang bisa ditanam," pungkasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :