https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Komitmen Tentukan Harga CPO Sendiri, Sektor Perkebunan Sawit Indonesia Harus Kuat

Komitmen Tentukan Harga CPO Sendiri, Sektor Perkebunan Sawit Indonesia Harus Kuat

Ilustrasi-petani kelapa sawit. (Dok. Elaeis)


Jakarta, elaeis.co - Rencana pemerintah menetapkan harga minyak sawit (CPO) secara mendiri semakin gencar. Langkah yang ditargetkan terealisasi pada Juni 2023 mendatang ini mendapat sejumlah dukungan dari berbagai pihak, terutama dari para petani kelapa sawit.

Namun menurut Sekretaris APKASINDO Sumsel, M Yunus terdapat sejumlah hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah agar langkah itu berjalan lebih maksimal. 

Kepada elaeis.co Yunus mengatakan, yang menjadi fokus utama saat ini salah langkah untuk memperkuat mulai dari hulu sampai hilir sektor perkebunan sawit.

"Sektor kelapa sawit ini harus kuat, terintegritas, kualitas baik. Artinya harus memiliki standar yang maksimal. Misalnya standar dari sisi lingkungan, operasional, industri yang harus dipatuhi bersama. Jika hal ini sudah tercapai maka harga yang kita tentukan sendiri itu akan semakin bagus," kata dia, Senin (30/1).

Jika sudah begitu kata Yunus, tidak kecil kemungkinan negara-negara lain justru ikut berpatokan dengan harga yang ditetapkan Indonesia. Sebab Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia. Malah memiliki kebun kelapa sawit terluas di dunia.

Lalu, harga yang akan ditetapkan juga akan semakin kuat karena integritas tadi. Sehingga tidak ada celah bagi pihak luar untuk mencari kesalahan dalam sektor perkebunan sawit itu.

"Kuat sekali posisi kita jika sudah begitu. Apalagi kita memiliki bursa komoditi yang bukan hanya mengatur tentang kelapa sawit," paparnya.

Kemudian, selain penguatan di sektor hulu sampai hilir tadi, pemerintah juga harus lebih teliti di sisi bursa komoditi tersebut. Maksud Yunus, Bursa tersebut harus dipegang oleh badan yang tidak dapat diintervensi dari luar.

"Kita gak mau nanti bursa itu justru seperti penetapan harga di masing-masing provinsi yang masih mendapat pengaruh dari luar. Kemudian harus dipegang oleh pihak yang tidak memiliki kepentingan komoditi atau pemangku komoditi. Sebab bisa saja di dikte oleh pemain besar yang berkeinginan harga komoditi tadi murah. Memang harus orang pasar atau orang bursa," tegasnya.

Dengan begitu lanjutnya busra komoditi tadi tidak menjadi bancaan bagi segelintir orang seperti yang dikhawatirkannya. Kalau hanya seperti itu, Yunus dengan tegas mengatakan akan lebih baik tidak usah berandai-andai untuk menentukan harga komoditi sendiri.

"Kita setuju sekali jika kita punya harga CPO sendiri. Ini memberi dampak positif bagi petani jika mengacu pada penguatan tadi," bebernya.

Dari pengamatannya, kondisi hilir komoditi kelapa sawit saat ini sudah cukup kuat. Produknya dihasilkan juga sudah bisa bersaing. Apalagi produknya juga tergolong lebih murah ketimbang produk yang sama hasil dari komoditi yang berbeda. Sehingga potensi mengendalikan harga CPO sudah semakin baik.

Terkait realisasinya, Yunus mengatakan pasti akan berjalan Juni mendatang seperti yang diniatkan oleh pemerintah. Namun sebelum itu terjadi setidaknya pihaknya memberikan masukan agar perbaikan penguatan di sektor perkebunan sawit segera dilakukan secara bertahap.

"Ini perlu dibahas memang, dalam grup diskusi, sosialisasinya seperti apa sehingga petani dan masyarakat paham karena sudah didengarkan," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :