https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Bantah Klaim Pengusaha

Klaim Tangki Timbun CPO Penuh adalah Hoaks

Klaim Tangki Timbun CPO Penuh adalah Hoaks

Tangki Timbun yang dikelola Pelindo I. (Sumber Foto: beritasatu.com)


Medan, elaeis.co - Beberapa perusahaan sawit di berbagai daerah mulai melakukan aksi menolak membeli tandan  buah segar (TBS) produksi petani.

Ada sejumlah alasan yang dipakai pengusaha untuk menolak buah sawit petani, seperti sedang perbaikan mesin atau menggunakan alasan tangki timbun CPO milik perusahaan sedang penuh.

Ketua  DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sumatera Utara, Gus Dalhari Harahap, kepada elaeis.co, Rabu (11/5/2022), membantah klaim tangki timbun milik perusahaan sawit sedang penuh.

Kata Ketua Harian DPP APKASINDO ini, di Pelabuhan Belawan justru menunjukan hal sebaliknnya. Banyak tangki timbun CPO milik konglomerat sawit sedang kosong.

"Tangki timbun di Belawan itu banyak yang kosong. Bahkan ada tangki timbun salah satu perusahaan sawit di Pelabuhan Belawan berkapasitas 68.000 ton, dan itu malah enggak penuh. Yang lain juga begitu," kata Gus.

Ia meminta pemerintah daerah untuk menyosialisasikan dan menegakan berbagai peraturan, baik peraturan menteri pertanian (Permentan) atau pun peraturan menteri dalam negeri (Permendag), agar pengusaha sawit membeli TBS petani.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI). Dr Tungkot Sipayung, juga tidak yakin dengan klaim tangkin timbun CPO milik pengusaha sedang penuh.

Kata Tungkot, kapasitas refinery di Indonesia secara keseluruhan mencapai 54 juta ton.

Belum lagi ditambah dengan refinery swasta nasional di negara-negara tujuan ekspor mereka seperti di India, China, dan lainnya.

"Karena itu kalau mereka bilang tangki timbun penuh berarti mereka sedang berbohon. Itu hoaks. CPO yang dihasilkan itu langsung masuk ke refinery untuk diolah, setelah ada produk turunannya baru diekspor," kata Tungkot.

"Pihak pengusaha sawit enggak boleh berbohong. Kita ini tahu yang sebenarnya. Mungkin ini yang membuat mereka kurang suka sama saya karena saya berbicara dengan menggunakan data dan informasi yang benar," tegas Tungkot Sipayung.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :