https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Kini Perempuan Sawit Bisa Bicara Haknya Lewat Program POWERRR

Kini Perempuan Sawit Bisa Bicara Haknya Lewat Program POWERRR

Sumarjono Saragih, Presidensi JAGASAWITAN sekaligus Ketua GAPKI Bidang Pengembangan SDM.


Samarinda, elaeis.co – Perempuan yang bekerja di sektor sawit kini punya ruang lebih luas untuk bersuara dan memperjuangkan haknya. 

Melalui program Kesetaraan Perempuan dan Kelapa Sawit melalui Sumber Daya, Hak, dan Keterwakilan di Indonesia atau POWERRR, mereka dilibatkan secara aktif dalam pembangunan industri sawit yang inklusif dan berkeadilan.

Program hasil kolaborasi Solidaridad dan Jaringan Ketenagakerjaan Sawit Berkelanjutan (JAGASAWITAN) yang dibentuk oleh Jejaring Serikat Pekerja/Serikat Buruh Sawit Indonesia (JAPBUSI) dan GAPKI

Program ini resmi diluncurkan di Kalimantan Timur, dengan Kabupaten Paser dan Kutai Timur sebagai wilayah percontohan nasional.

Tujuannya jelas yaitu memastikan perempuan di sektor sawit tidak hanya menjadi tenaga kerja, tetapi juga pengambil keputusan yang terlindungi hak dan martabatnya.

“Hak perempuan pekerja harus dihormati, dilindungi, dan dijamin dari segala bentuk kekerasan,” tegas Sumarjono Saragih, Presidensi JAGASAWITAN sekaligus Ketua GAPKI Bidang Pengembangan SDM, Senin (27/10). 

Ia menyebut kolaborasi multipihak ini sebagai langkah konkret menuju praktik ketenagakerjaan yang lebih berkeadilan.

Melalui POWERRR, serikat pekerja akan diperkuat kapasitasnya untuk mengintegrasikan perspektif gender dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan mekanisme perlindungan dari kekerasan di tempat kerja. 

“Serikat bukan hanya mitra dialog, tapi penggerak perubahan di tingkat kebun,” tambah Sumarjono.

Program ini menargetkan 3.500 perempuan di rantai pasok sawit Kalimantan Timur, terdiri atas 1.500 petani perempuan dan 2.000 pekerja perempuan di perkebunan. 

Mereka akan mendapat pelatihan literasi keuangan, Good Agriculture Practices (GAP), serta edukasi tentang penggunaan bahan kimia yang aman, pengelolaan limbah, dan kebijakan perlindungan anak.

Dalam pelaksanaannya, POWERRR melibatkan konsorsium mitra seperti Syngenta, Solidaridad, Perempuan Mahardika, dan Pusat Studi Gender Universitas Mulawarman (PSG Unmul), serta dukungan pemerintah daerah melalui Dinas PPPA, Dinas Tenaga Kerja, dan Dinas Perkebunan.

Harapannya, program ini bisa menjadi cetak biru (blueprint) bagi transformasi industri sawit Indonesia menuju arah yang lebih inklusi gender, adil, dan berkelanjutan, di mana perempuan sawit tak lagi diam, tapi mampu bicara dan menentukan masa depannya sendiri.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :