Berita / Nasional /
Kinerja Ekspor Indonesia Februari 2023 Turun 4,15 Persen, Ini Penyebabnya
Ilustrasi - Shutterstock/Gatra
Jakarta, elaeis.co - Nilai total ekspor Indonesia di Februari 2023 mencapai USD 21,40 miliar atau turun 4,15 persen dibanding bulan lalu (MoM). Penurunan nilai tersebut disebabkan oleh melemahnya ekspor migas sebesar 20,26 persen dan nonmigas sebesar 3,00 persen.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menjelaskan, salah satu faktor penyebab turunnya nilai ekspor pada Februari 2023 adalah penurunan harga komoditas dunia seperti batu bara turun 34,75 persen, karet turun 0,74 persen, dan nikel turun 5,20 persen (MoM), walaupun secara rata-rata volume ekspor komoditas tersebut pada Februari 2023 tetap meningkat.
Secara total, volume ekspor pada Februari 2023 masih meningkat sebesar 3,42 persen (MoM). Ini menunjukkan dari sisi pasokan kinerja perdagangan Indonesia masih cukup baik.
“Walaupun mengalami penurunan secara bulanan, ekspor Indonesia bulan Februari 2023 masih meningkat 4,51 persen dibanding periode sama tahun lalu,” kata Mendag Zulkifli Hasan dikutip dari keterangannya, Jumat (17/3).
Mendag Zulkifli mengatakan, penurunan nilai ekspor nonmigas bulan Februari 2023 terjadi karena adanya pelemahan pada seluruh sektor. Pada bulan Februari ini, ekspor sektor pertambangan turun sebesar 9,46 persen, ekspor sektor industri pengolahan turun sebesar 0,86 persen, dan ekspor sektor pertanian melemah sebesar 9,62 persen.
Begitu juga produk ekspor nonmigas yang mengalami penurunan nilai terbesar pada Februari 2023 antara lain logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) turun 30,07 persen, bijih, terak, dan abu logam (HS 26) turun 29,86 persen, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) turun 22,92 persen, alas kaki (HS 64) turun 13,78 persen, serta mesin dan peralatan mekanis (HS 84) turun 11,93 persen.
Kendati begitu, kata Mendag Zulkifli, di tengah pelemahan ekspor bulan Februari 2023, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang masih mengalami peningkatan cukup signifikan, di antaranya kapal dan struktur terapung (HS 89) yang naik 29,64 persen, mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) naik 10,93 persen, bahan kimia anorganik (HS 28) naik 8,04 persen, olahan dari tepung (HS 19) naik 5,53 persen, serta lemak dan minyak hewani/nabati naik 4,50 persen (MoM).
Ia mengatakan, ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara utama pada Februari 2023 juga masih meningkat, antara lain ekspor nonmigas ke Bangladesh naik 109,86 persen, Mesir naik 83,42 persen, Myanmar naik 59,69 persen, Taiwan naik 29,28 persen, dan India naik 19,05 persen (MoM).
Kenaikan ekspor ke Bangladesh dan Mesir didorong oleh kenaikan ekspor lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15). Ekspor lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) ke Bangladesh melonjak 324,17 persen, sedangkan ke Mesir naik 144,68 persen (MoM).
Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan emerging market dan developing economies mengalami pertumbuhan yang signifikan.
“Pada Februari 2023, ekspor nonmigas ke beberapa kawasan Afrika menguat. Peningkatan signifikan ekspor nonmigas Indonesia pada Februari 2023 terjadi di kawasan Afrika Timur yang naik 77,91 persen, Afrika Utara naik 33,74 persen, dan Asia Selatan naik 20,40 persen (MoM),” imbuhnya.
Secara kumulatif, lanjutnya, total ekspor selama periode Januari-Februari 2023 tercatat mencapai USD 43,72 miliar atau meningkat 10,28 persen dibanding periode tahun sebelumnya (YoY).
"Peningkatan ekspor tersebut ditopang oleh penguatan ekspor sektor nonmigas yang naik 8,73 persen YoY menjadi USD 41,05 miliar, dan ekspor sektor migas yang naik 41,05 persen (YoY) menjadi sebesar USD 2,67 miliar," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :