https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Keunggulan Domestik Harus Dikembangkan Jadi Lahan Bisnis

Keunggulan Domestik Harus Dikembangkan Jadi Lahan Bisnis

MenKop-UKM Teten Masduki memberikan sambutan pada acara Santripreneur Award. Foto: Humas KemenKop-UKM


Jakarta, elaeis.co - Menteri Koperasi dan UKM (MenKop-UKM) Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya akan menyiapkan dan mengarahkan santripreneur dan para calon saudagar menggarap sektor-sektor usaha yang menjadi keunggulan domestik Indonesia.

"Kita memiliki laut yang begitu luas. Kita juga memiliki lahan subur yang begitu luas. Kita harus mampu membangun keunggulan domestik itu," katanya melalui keterangan resmi Humas KemenKop-UKM.

Menurutnya, hampir semua negara di dunia kini tengah mencari keunggulan domestiknya masing-masing. Contohnya Norwegia yang dulu pendapatan terbesarnya dari migas. "Tapi sekarang, dengan riset yang kuat, pendapatan terbesarnya dari budidaya ikan salmon," sebutnya.

Begitu juga dengan Selandia Baru yang bisa membesarkan pendapatannya hanya dengan tiga produk unggulan domestik. Yakni, daging, susu, dan buah-buahan.

"Kita punya laut yang begitu luas yang di dalamnya terkandung ikan tuna, lobster, dan sebagainya. Tapi, investasi di sektor kelautan ini baru 2 persen yang besar," katanya.

Contoh lain, sambungnya, Indonesia merupakan produsen minyak sawit atau CPO terbesar di dunia. Tapi yang bisa diekspor baru minyak goreng.

"Lihat Unilever yang terbanyak membeli CPO kita, mampu memproduksi banyak sekali jenis produk. Dari mulai makanan, kosmetik, hingga farmasi," ungkapnya.

Oleh karena itu, katanya, pemerintah ingin mengubah yang terjadi selama ini dengan memulai industrialisasi dan sekarang dengan hilirisasi tidak lagi menjual bahan baku.

"Industrialisasi sedang kita koreksi agar berbasis keunggulan domestik dengan bahan baku lokal. Bukan lagi manufaktur berbahan baku impor," tukasnya.

 

Selain memiliki banyak potensi sumber daya alam, katanya, Indonesia juga memiliki banyak kekayaan produk-produk berbasis kreatif.

"Maka, untuk menciptakan pengusaha tangguh, pendekatannya harus melalui inkubasi. Ibarat telur, dierami, ditetaskan, kemudian dibesarkan. Jadi, kita perlu menyiapkan inkubator-inkubator," paparnya.

Untuk menumbuhkan banyak industrialis dan entrepreneur yang memiliki model bisnis yang inovatif, menurutnya, pemerintah akan mengembangkan ekosistem kewirausahaan. Misalnya, porsi kredit perbankan untuk UMKM akan terus ditingkatkan dari sekarang sebesar 19,8 persen menjadi 30 persen pada 2024. Pendekatan perbankan dalam menyalurkan kredit dengan menerapkan agunan juga harus diubah menjadi pendekatan credit scoring.

"Perusahaan fintech saja bisa kredit sampai Rp2 miliar tanpa agunan," sebutnya.

Untuk itu, Menteri Teten terus mendorong para pelaku UMKM go digital, di mana catatan keuangan harus sudah digital memakai aplikasi yang sudah banyak tersedia. Dengsn begitu, kredit UMKM tidak lagi harus pendekatan agunan, melainkan credit scoring dari usahanya. "Ini solusi yang harus kita lakukan," ucapnya.

Perizinan usaha juga terus dipermudah. Saat ini, untuk menjadi usaha formal, cukup dengan Nomor Induk Berusaha (NIB). Dengan NIB bisa mendapatkan izin edar, sertifikat halal, dan yang lainnya.

"Proses pengurusan sertifikat halal juga bakal dipersingkat, dari 21-25 hari menjadi 3 hari saja," pungkasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :