https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Kerjanya Bolak-balik Masuk Kebun, Tapi Belum Punya Kebun

Kerjanya Bolak-balik Masuk Kebun, Tapi Belum Punya Kebun

Sejumlah pegawai berkumpul di halaman kantor BPS Kabupaten Padang Lawas (Dok.)


Medan, Elaeis.co - Aktifitas di kebun sawit bukan lagi pemandangan asing bagi Rizky Lubis (28) dan Delta Lubis (32). Dua ASN di Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut itu mengenal banyak petani, bahkan hafal jalan di kebun-kebun sawit sebelum pindah tugas ke Medan, ibukota Sumatera Utara.

Rizky sebelumnya dinas di BPS Kabupaten Padang Lawas. “Saya tiga tahun dinas di sana. Kantor kami persis dikelilingi kebun sawit rakyat. Hampir tiap hari kami tengok orang ngegrek, angkut buah sawit,” katanya saat berbincang dengan Elaeis.co, Rabu (29/9/2021) malam.

Karena bertugas mengumpulkan data, alhasil Rizky juga sering berinteraksi dengan banyak petani. Menurutnya, proses survei dan pendataan di tengah masyarakat agraris sangat dinamis. Perkembangan hasil panen atau penjualan produk pertanian harus terus dipantau dan dicatat secara periodik.

“Kalau untuk sawit, misalnya punya warga, ya kita catat berapa kilogram atau ton TBS hasil panen petani, berapa harga jual mereka, ke mana dijual,” beber alumni Politeknik Statistika Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) ini.

Delta, yang mendengar perbincangan itu, tertawa dan langsung nimbrung. “Sama kayak pengalamanku waktu di BPS Tapanuli Selatan,” ucapnya.

Berinteraksi dengan banyak orang saat mengumpulkan data di lapangan, menurutnya, membutuhkan kesabaran. Sebab, beragam orang berarti beda karakter. Lagi pula, tidak semua orang senang ditanyai, bahkan tidak sedikit yang menaruh curiga.

Dia lalu mengisahkan pengalamannya ketika melakukan survei ke sejumlah perusahaan perkebunan sawit di Tapanuli Selatan. Banyak waktu tersita karena sering kali orang yang hendak ditemui tidak berada di tempat.

“Kalau mau survei ke kantor perkebunan sawit, sudah kita kasih surat pemberitahuan pun, tapi kadang tak mulus urusannya,” ungkapnya.

Kalau sedang beruntung, Delta dan tim bisa dengan mudah mendapatkan data dan informasi dari pihak perusahaan sawit. “Tapi lebih sering harus menunggu berhari-hari hanya untuk sekadar bertemu pihak manajemen perkebunan sawit,” bebernya.

“Kadang HRD-nya lagi tugas ke kebun saat kami datang. Kadang kami ditanyai untuk apa datanya. Tapi syukurnya, pada akhirnya proses survei selesai juga dilakukan setelah kami membangun komunikasi yang baik dengan pihak manajemen perkebunan,” kisah alumni STIS ini.

Setelah pindah ke Medan, mereka masih sering berurusan dengan data petani sawit. Tapi keduanya mengaku sampai sekarang belum punya kebun sawit.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :