Berita / Nusantara /
Kenapa Sertifikasi RSPO Penting untuk Petani Sawit Swadaya? Ini Jawabannya
Kuala Lumpur, elaeis.co - Petani kelapa sawit swadaya kini mulai menunjukkan taringnya dalam industri sawit berkelanjutan.
Selama ini, sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dikenal sebagai standar kelas dunia yang identik dengan perusahaan besar.
Namun, tren itu mulai berubah karena semakin banyak petani kecil yang berhasil menembus standar tersebut. Mereka mulai membuktikan bahwa praktik budidaya ramah lingkungan bukan hanya milik korporasi, tetapi juga bisa diterapkan di kebun rakyat.
Saat pertemuan RSPO Annual Roundtable Conference on Sustainable Palm Oil (RT2025) di Kuala Lumpur awal November 2025, Kepala Unit Petani Global RSPO, Guntur Cahyo Prabowo, menyampaikan bagaimana peran petani swadaya makin menguat dalam mendorong transformasi sawit berkelanjutan.
“Petani kelapa sawit swadaya Indonesia memiliki peran besar bagi keberhasilan kelapa sawit berkelanjutan,” ujarnya. Ia menambahkan, pencapaian ini berdampak luas bagi citra sawit Indonesia serta menjadi rujukan bagi negara produsen lainnya.
“Peran petani mandiri di Indonesia bisa menjadi contoh bagi petani di negara lain untuk mengadopsi praktik serupa,” kata Guntur.
Sertifikasi RSPO bukan hanya sekadar status atau label. Sertifikasi ini membawa perubahan nyata dalam cara petani mengelola kebun. Dengan mengikuti standar RSPO, petani mendapatkan pendampingan teknis, pelatihan budidaya yang lebih efisien, serta edukasi mengenai perlindungan lingkungan.
Hasilnya terlihat langsung di lapangan, dari kualitas tandan buah segar (TBS) yang meningkat hingga pengelolaan kebun yang lebih rapi dan produktif. Banyak petani swadaya yang tersertifikasi juga mulai menikmati akses pasar yang lebih luas dan peluang harga jual yang lebih baik dibanding sebelumnya.
Meski begitu, Guntur mengingatkan bahwa mempertahankan sertifikasi bukan perkara mudah apabila tidak ada dukungan berkelanjutan dari industri. Ia menegaskan perlunya komitmen pembelian dari sektor hilir agar semangat petani tidak padam di tengah jalan.
“Meningkatnya produksi minyak sawit berkelanjutan dari petani kelapa sawit swadaya juga sejalan dengan meningkatnya angka pembelian dari sektor manufaktur dan retailer,” jelasnya. Tanpa permintaan yang jelas, petani akan kesulitan menanggung biaya audit, pelatihan, dan perbaikan tata kelola yang menjadi syarat sertifikasi.
Ke depan, kunci keberlanjutan terletak pada kolaborasi. Petani, pemerintah, lembaga pendamping, hingga pelaku industri harus bergerak bersama.
Bila dukungan pasar semakin nyata dan pembeli memberi apresiasi melalui komitmen pembelian, sertifikasi RSPO bukan hanya slogan, tetapi menjadi fondasi kuat bagi masa depan sawit rakyat yang lebih adil, hijau, dan berkelanjutan.







Komentar Via Facebook :