Berita / Sumatera /
Kelapa Sawit Jadi Primadona Baru di Nias
Petugas karantina Satpel Pelabuhan Laut Sibolga memeriksa bibit sawit dari Rokan Hulu yang akan dikirim ke Nias. Foto: Karantina Sumut
Sibolga, elaeis.co – Pulau Nias di Sumatera Utara kini tak hanya dikenal dengan durian dan pisang kepoknya. Sektor perkebunan makin berkembang dan kelapa sawit menjadi primadona baru yang menarik perhatian masyarakat di pulau itu.
Saat ini semakin banyak petani yang membudidayakan sawit di Nias. Buktinya, pasokan bibit sawit terus berdatangan dari luar daerah.
Baru-baru ini, sebanyak 250 batang bibit kelapa sawit asal Kabupaten Rokan Hulu, Riau, telah dikirim ke Kota Gunung Sitoli di Pulau Nias melalui Pelabuhan Sibolga. Ini menandai tren baru dalam pertumbuhan industri perkebunan di wilayah tersebut.
Sebagai upaya mendukung perkembangan perkebunan kelapa sawit di Nias, Karantina Sumatera Utara melalui Satuan Pelayanan (Satpel) Pelabuhan Laut Sibolga melakukan pemeriksaan ketat terhadap bibit sawit yang masuk untuk memastikan semuanya sehat dan berkualitas. Kepala Karantina Sumatera Utara, N. Prayatno Ginting, menegaskan pentingnya pengawasan ini untuk memastikan bibit dalam kondisi sehat dan bebas dari hama serta penyakit.
"Sebagai garda terdepan dalam perlindungan sumber daya hayati, Karantina Sumatera Utara berkomitmen memastikan setiap bibit kelapa sawit yang masuk ke Pulau Nias dalam kondisi sehat dan bebas dari hama serta penyakit. Kami terus melakukan pengawasan ketat sesuai dengan peraturan yang berlaku guna mendukung pertumbuhan sektor perkebunan yang berkelanjutan di daerah ini. Dengan adanya pemeriksaan karantina, kami berharap kelapa sawit di Nias dapat berkembang secara optimal dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat," jelasnya dalam keterangan tertulis dikutip elaeis.co Senin (17/2).
Hal senada disampaikan Penanggung Jawab Satpel Pelabuhan Laut Sibolga, Adil Harahap yang memastikan bahwa setiap bibit tanaman yang masuk dan dilalulintaskan telah melalui prosedur pemeriksaan menyeluruh.
"Dalam kasus pengiriman 250 batang bibit kelapa sawit ini, kami telah melakukan pemeriksaan ketat guna memastikan bibit terbebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Dengan langkah ini, kami turut berperan dalam menjaga keberlanjutan dan produktivitas perkebunan kelapa sawit di Nias," jelasnya.
Seiring dengan upaya dunia beralih dari energi berbasis fosil ke energi hijau yang berkelanjutan, kelapa sawit menjadi salah satu komoditas strategis yang berpotensi besar. Dengan pengawasan karantina yang ketat, diharapkan pengembangan kelapa sawit di Nias dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat ekonomi maksimal bagi masyarakat setempat.







Komentar Via Facebook :