https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Kejar Swasembada Pangan, Lahan Sawit di Kalsel Mulai Ditanami Padi Gogo 

Kejar Swasembada Pangan, Lahan Sawit di Kalsel Mulai Ditanami Padi Gogo 

Pencanangan penanaman padi gogo di lahan sawit di Kalsel. foto: MC Kalsel


Banjarbaru, elaeis.co - Untuk mendukung swasembada pangan, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan bersama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (kalsel) dan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut melaksanakan acara Pencanangan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Di Lahan Perkebunan Kelapa Sawit. Kegiatan ini bertempat di Desa Jilatan, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kamis (26/12).

Acara ini dihadiri oleh Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto MSc, serta perwakilan dari jajaran Pemerintah Provinsi Kalsel dan Kabupaten Tanah Laut.

Heru menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan aksi konkret untuk mendukung pelaksanaan kegiatan optimalisasi lahan rawa, pompanisasi lahan tadah hujan, dan tumpang sisip padi gogo sesuai arahan Menteri Pertanian. Pada banyak kesempatan, Menteri Pertanian, yang menekankan pentingnya pengembangan padi lahan kering, termasuk di lahan perkebunan kelapa sawit, untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Heru juga menyampaikan pentingnya kolaborasi berbagai sektor dan instansi dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan, termasuk pendampingan dan pengawalan oleh TNI untuk padi gogo dan Polri untuk jagung, sehingga pencapaian swasembada pangan tidak hanya bergantung di sektor pertanian saja.

“Penanaman tumpang sari padi gogo di lahan perkebunan kelapa sawit adalah langkah positif dalam upaya kita mencapai swasembada pangan. Kami mendukung penuh program ini karena tidak hanya membantu meningkatkan produksi pangan lokal, tetapi juga mendorong keberlanjutan dalam pengelolaan lahan,” ungkap Heru dalam rilis Diskominfo Kalsel dikutip elaeis.co Jumat (27/12).

Heru menambahkan bahwa target padi gogo nasional seluas 890 ribu hektare. Secara efektif, lahan yang dapat ditanami dengan pola tumpang sari (intercropping) seluas 535 ribu hektar. Jika produktivitasnya sekitar 2 ton, maka dapat diperoleh sekitar 640 ribu ton beras.

“Kita semua diberikan target untuk mencapai produksi 600.000 ton beras. Kalau dikonversi ke lahan tumpang sari, kurang lebih 860-an ribu hektare,” ucapnya.

Untuk mencapainya, tentu diharapkan dukungan dari seluruh pihak termasuk dari pemerintah daerah karena memang negara sedang membutuhkan pangan karena negara lain tidak mau mengekspor komoditas pangannya.

"Oleh karena itu, kita harus mengoptimalkan potensi yang ada. Semua lahan yang kosong, semua lahan yang belum dimanfaatkan dipersilahkan untuk ditanam padi gogo atau juga boleh jagung. Baik di bawah tegakan sawit, karet kelapa, apapun tanaman perkebunannya, dan bahkan perhutanan sosial, itu juga kita akan maksimalkan,” jelasnya.

"Kami mengharapkan dukungan dari seluruh pihak terkhusus masyarakat agar pelaksanaan program tanam padi gogo ini dapat berjalan baik hingga mencapai masa panennya” tambahnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :