https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Kejar Hibah Grant Riset Sawit 2025, LPPM UTU Gelar Workshop Penulisan Proposal

Kejar Hibah Grant Riset Sawit 2025, LPPM UTU Gelar Workshop Penulisan Proposal

Foto bersama peserta dan pembicara di workshop penulisan proposal GRS 2025 di UTU. Foto: Humas UTU


Meulaboh, elaeis.co – Dalam rangka memantapkan peluang lolos hibah Grant Riset Sawit (GRS) tahun 2025, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh, melaksanakan workshop penulisan proposal. Kegiatan ini menghadirkan Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia Prof (R) Didiek Hadjar Goenadi PhD.

Kepala LPPM UTU, Yuliatul Muslimah MP mengatakan, kegiatan workshop ini merupakan upaya LPPM UTU untuk memastikan proposal dari dosen peneliti UTU yang akan mengikuti program GRS 2025 memiliki kualitas yang layak. Hal ini membuka peluang lolos mendapatkan dana hibah nantinya dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

“Kita ingin dengan kegiatan workshop ini, para dosen peneliti UTU dapat memahami trik dan tips yang berguna dalam penyusunan proposal GRS. Tujuannya tentu saja kita berharap ada proposal dari dosen peneliti UTU yang bisa lolos mendapatkan pendanaan,” kata Yuliatul dalam rilis Humas UTU dikutip elaeis.co Jumat (24/1).

Rektor UTU, Prof Dr Ishak Hasan berharap dosen UTU benar-benar fokus dalam mempersiapkan proposal riset sawit. Terlebih program GRS ini sejalan dengan program pemerintah pusat di mana sawit dianggap sebagai komoditi yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat dan negara.

“Saya mengapresiasi langkah LPPM membuat workshop ini. Dosen-dosen terbaik UTU harus benar-benar dapat menyerap ilmu dari Prof. Didiek sehingga nanti proposal yang dihasilkan berkualitas dan layak didanai,” ujar Ishak.

Dalam sesi presentasi, Didiek mengatakan bahwa tujuan utama riset kelapa sawit yang didanai oleh BPDPKS adalah untuk menghasilkan teknologi dan kebijakan yang mampu mewujudkan industri kelapa sawit nasional yang tangguh di pasar global.

“Ada empat strategi dalam peningkatan ketangguhan industri kelapa sawit secara global. Yakni meningkatkan efisiensi dan produktivitas, kedua meningkatkan aspek keberlanjutan, selanjutnya mendorong penciptaan produk dan pasar baru, serta meningkatkan kesejahteraan petani,” sebutnya.

Program GRS merupakan program rutin yang diselenggarakan oleh BPDPKS. Program ini berkaitan dengan penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dari aspek hulu hingga hilir yang merupakan salah satu diantara upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri kelapa sawit nasional.

Sampai tahun 2024, jumlah dana riset yang disalurkan oleh BPDPKS untuk GRS sebesar Rp 114,15 miliar dengan jumlah total kontrak sebanyak 329. Ada tujuh fokus bidang dalam program GRS, yaitu, bidang bioenergi, biomaterial/oleokimia, lahan/bibit/budaya, pangan/kesehatan, pasca-panen/pengolahan, penanganan limbah/lingkungan, serta sosial/ekonomi/manajemen/ICT.

“Perlu adanya pengembangan produk turunan seperti oleopangan dan oleokimia, produk bioenergi, limbah (biomassa) untuk meningkatkan nilai ekspor produk sawit nasional,” jelasnya.

Untuk dapat lolos dalam tahap seleksi GRS, Didiek menyampaikan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain topik yang diangkat harus sesuai dengan bidang unggulan riset. Selain itu, dosen peneliti harus paham tentang isu yang akan ditangani. “Penyajian masalah hingga metodologi harus runtut dan logika pemikiran yang jernih. Aspek manfaat juga harus sesuai dengan tujuan program riset BPDPKS,” bebernya.

“Kami berharap bapak dan ibu dosen dapat mempersiapkan proposal terbaik dengan target menghasilkan paket-paket teknologi inovatif untuk peningkatan produktivitas sawit dalam kerangka intensifikasi dan efisiensi. Selain itu, produk inovasi yang dapat bapak/ibu lakukan adalah mengembangkan mekanisasi dan otomasi proses budidaya berbasis sistem informasi untuk mengantisipasi permasalahan tenaga kerja,” tambahnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :