https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Kebijakan Deforestasi Bahayakan Petani Sawit Indonesia, GAPKI Surati Uni Eropa

Kebijakan Deforestasi Bahayakan Petani Sawit Indonesia, GAPKI Surati Uni Eropa

Ilustrasi-petani kelapa sawit. (Dok. Elaeis)


Jakarta, elaeis.co - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) ikut menanggapi terkait Deforestation Free Supply Chains EU. GAPKI menilai aturan itu dapat membahayakan para petani kelapa sawit di Indonesia.

Munculnya aturan itu tentu menjadi sorotan GAPKI hingga pihaknya mengirimkan surat terbuka kepada Komisi Uni Eropa, Parlemen Uni Eropa, dan Dewan Uni Eropa. Surat itu menegaskan tentang bahayanya peraturan Deforestasi Uni Eropa terutama bagi petani kecil Indonesia.

Ketua Bidang Komunikasi GAPKI, Tofan Mahdi menjelaskan pada tanggal 9 November nanti, komisi, parlemen, dan dewan Uni Eropa akan melakukan negosiasi trilogi terbaru mereka. Ini terfokus tentang peraturan deforestasi. Momen ini yang menjadi kesempatan GAPKI untuk menyatakan sikapnya guna menjamin petani kecil di Indonesia 

"Industri dan petani kecil Indonesia mengirimkan pesan yang kuat dan bersatu kepada para pemimpin Uni Eropa. Jangan tinggalkan petani kecil kami," bebernya dalam siaran pers diterima elaeis.co, Senin (7/11).

Dari kaca matanya, peraturan Deforestasi Uni Eropa akan berdampak negatif pada sektor kelapa sawit Indonesia. Terutama pada 4 juta petani kecil yang memproduksi minyak sawit. 

"Petani kecil Indonesia akan diblokir dari pasar Eropa, merusak pertumbuhan ekonomi Indonesia dan membunuh pekerjaan warga Indonesia," paparnya.

Sementara, pendekatan UE terhadap minyak sawit secara langsung bertentangan dengan aspirasi G20 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan P.B.B. 2030. "Sudah waktunya untuk mengakhiri sandiwaranya (UE) melawan minyak sawit," tegasnya.
 
"Entah UE tidak memahami ancaman eksistensial yang akan ditimbulkan oleh peraturan ini bagi jutaan petani kecil di Indonesia, atau tidak peduli," imbuhnya

GAPKI menilai, keadilan sosial diabaikan dan kebijakan pembangunan ditinggalkan. UE akan kehilangan semua otoritas moral di negara berkembang jika menerapkan kebijakan ini.

Untuk diketahui faktanya, proposal UE tentang keterlacakan, petani kecil, dan profil risiko, jelas melampaui apa yang diperlukan dan masuk akal untuk menjamin keberlanjutan.

Kemudian, Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) berada di jalur yang tepat untuk menjadi skema keberlanjutan terbesar di dunia untuk komoditas apa pun. Lalu, deforestasi telah turun lebih dari tiga perempat selama dua dekade terakhir dan mencapai titik terendah sepanjang masa.

Keberlanjutan minyak sawit Indonesia juga diakui oleh banyak mitra dagang termasuk Peraturan Uji Tuntas Inggris. Terakhir Indonesia telah menandatangani komitmen kerja sama baru dengan negara mitra.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :