CLOSE ADS
CLOSE ADS
Berita / Sulawesi /

Kaum Perempuan Dilatih Kembangkan Potensi yang Tersedia di Sekitar Kebun Sawit

Kaum Perempuan Dilatih Kembangkan Potensi yang Tersedia di Sekitar Kebun Sawit

Warga tiga desa di Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali, mengikuti pelatihan untuk mengembangkan produk dengan bahan baku yang mudah ditemui di daerah itu. Foto: Ist.


Palu, elaeis.co -  Warga tiga desa dilatih mengembangkan produk menggunakan bahan baku yang banyak tersedia di sekitar area perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Ketiga desa itu yakni Desa Tompira, Molino dan Molores. Warga yang terdiri dari kaum perempuan itu mendapat dampingan dari Komunitas Peduli Perempuan dan Anak (KPPA) dan Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (Asppuk).

“Pengembangan inovasi produk usaha kecil dengan memanfaatkan potensi bahan baku yang tersedia di sekitar desa merupakan upaya meningkatkan pendapatan keluarga,” jelas pegiat KPPA, Adriani M Hatta, dalam keterangan resminya, kemarin.

Menurutnya, inovasi produk tidak hanya menghasilkan satu olahan, namun banyak kreasi menggunakan bahan baku yang sama. "Contohnya kerang sungai, oleh warga diolah menjadi produk keripik meti, nuget meti dan meti crispy," bebernya.

“Dengan inovasi olahan tersebut, kelompok perempuan di Desa Tompira dapat meningkatkan nilai jual ketimbang hanya dipasarkan sebagai bahan mentah,” tambahnya.

Kelompok usaha perempuan di Desa Molino dilatih mengembangkan olahan berbahan baku sagu menjadi keripik sagu, biskuit sagu beragam rasa seperti rasa cokelat, kacang dan kelapa.

Sementara di Desa Molores, kelompok perempuannya mengembangkan inovasi pupuk organik dari tandan kosong (tankos) sawit yang akan digunakan di kebun sebagai pupuk.

“Kami menghadirkan beberapa tenaga ahli di bidangnya sebagai pembimbing. Misalnya untuk pembuatan pupuk, kami mendatangkan tenaga ahli yang selama ini berkecimpung dalam mendukung pembuatan pupuk organik. Demikian juga untuk produk lainnya,” ungkapnya.

Selain inovasi produk, kaum perempuan itu juga dilatih menghitung harga pokok produksi (HPP). Dengan begitu mereka bisa menilai dan menentukan harga produk yang akan ditawarkan ke pasar sehingga bisa memperoleh keuntungan.

Yuniar, anggota Kelompok Perempuan Usaha Bersama Desa Tompira mengaku pelatihan itu sangat bermanfaat bagi mereka.

“Dulunya kami tidak punya kelompok. Setelah dapat pendampingan, kami bisa membentuk kelompok usaha dan dilatih untuk membuat inovasi produk untuk meningkatkan nilai jualnya," katanya.
 

Komentar Via Facebook :