https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Kaum Ibu Suku Akit Dibimbing Manfaatkan Lidi Sawit untuk Tambah Penghasilan

Kaum Ibu Suku Akit Dibimbing Manfaatkan Lidi Sawit untuk Tambah Penghasilan

Pelatihan pembuatan produk kerajinan dari lidi sawit yang diikuti ibu-ibu Kecamatan Rupat dan Rupat Utara. foto: ist.


Bengkalis, elaeis.co – Tim Pengabdian Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Universitas Riau (Unri) memberikan pelatihan kepada kaum perempuan Suku Akit dari lima desa di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau. Mereka diajak memanfaatkan lidi sawit untuk membuat produk kerajinan tangan atau handmade. 

“Selama dua hari, tepatnya tanggal 18 dan 19 Desember, kami memberikan pelatihan kepada ibu-ibu Suku Akit dari lima desa. Alhamdulilah antusias mereka sangat bagus sekali,” ungkap Ketua Tim Pengabdian BPDLH Fisip Unri, Dr. Adianto, dalam keterangan resmi Diskominfotik Bengkalis, kemarin.

Jumlah perempuan Suku Akit yang menjadi peserta pelatihan pemanfaatan lidi sawit jadi produk handmade sebanyak 25 orang. Mereka berasal dari Desa Titi Akar, Suka Damai dan Hutan Ayu di Kecamatan Rupat Utara. Kemudian Desa Dungun Baru dan Sungai Cingam di Kecamatan Rupat.

Tidak hanya memberikan pelatihan kepada 25 perempuan dari Suku Akit, Tim Pengabdian BPDLH Fisip Unri juga memberikan bantuan hibah berupa mesin pengolah lidi sawit untuk lima desa tersebut.

Diungkapkan Adianto, pada pelatihan yang digelar dua hari itu dihadirkan narasumber Suranto alias Trimo, pembuat mesin lidi sawit. Pada kesempatan itu, narasumber tak hanya memberikan teori, namun juga lebih banyak memberikan praktek bagaimana membuat lidi sawit menjadi produk bernilai ekonomis. 

“Waktu pelatihan kemarin, kami juga membawa langsung mesin pengolah lidi sawit buatan pak Trimo. Saat itu peserta diajari bagaimana mengoperasikan mesin, kemudian membuat lidi sawit menjadi keranjang, dan terakhir memoles keranjang dengan pernis,” ungkapnya.

Adianto menjelaskan, pelatihan yang digelar selama dua hari memberikan dampak positif bagi ibu-ibu Suku Akit dari Kecamatan Rupat dan Rupat Utara. Karena selama ini, mereka hanya membiarkan lidi sawit tidak bernilai ekonomi.

Namun saat ini mindset mereka sudah berubah. “Alhamdulillah, sekarang ini para ibu-ibu suku Akit dari lima desa sudah terbuka pengetahuannya untuk bagaimana mengolah lidi sawit menjadi bernilai ekonomis,” ujarnya. 

Tidak hanya diajari bagaimana cara mengolah lidi sawit menjadi produk handmade, peserta juga diberi pemahaman cara memasarkan produk yang dihasilkan. Menurut Adianto, untuk pemasaran akan dibantu UPT Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kecamatan Rupat dan Rupat Utara, serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bengkalis. 

“Selain itu, peserta juga diberikan pemahaman terkait dengan packaging produk dan labelling logo produk. Yang lebih membanggakan, peserta tetap hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Kami berharap setelah ini, peserta dapat menularkan kemampuannya kepada ibu-ibu lain yang ada di desa masing-masing,” ungkap Adianto.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :