Berita / Nusantara /
Karakteristik Budaya Jadi Penghambat Untuk Meningkatkan Smallholder di Indonesia
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud. (Kemenko Perekonomian)
Jakarta, Elaeis.co - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan bahwa petani dengan skala usaha kecil (smallholder), mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional dan menjadi tulang punggung sistem pangan di Indonesia yang merupakan negara agraris.
Di sub sektor perkebunan khususnya kelapa sawit, distribusi kepemilikan kebun rakyat mencapai luas 6,72 juta hektare atau sebesar 41% dari total luas tutupan kelapa sawit.
"Jadi, hal tersebut merupakan potensi yang sangat besar dan berkontribusi signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan dari sektor pertanian di Indonesia," kata Musdhalifah dalam keterangannya.
Namun demikian, kata Musdhalifah, petani smallholder juga menghadapi berbagai tantangan untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka, salah satunya adalah kurangnya akses terhadap fasilitas keuangan.
Musdhalifah bilang, berbagai kebijakan pun telah dibikin pemerintah dalam mendukung peningkatan kapasitas petani smallholder terutama untuk meningkatkan akses terhadap fasilitas keuangan dan pembiayaan.
"Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus pertanian dirancang dengan berbagai skema, seperti dengan subsidi bunga, tanpa agunan, dan grace period," kata dia.
Namun Musdhalifah tidak menampik bahwa pemerintah memiliki tantangan kedepan dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikan program-program pemerintah untuk meningkatkan akses dan inklusivitas fasilitas keuangan kepada para petani smallholder.
"Tantangan yang dihadapi kedepannya karena para petani smallholder di Indonesia beragam karakteristik budaya dan tipologinya. Jadi, tidak mudah untuk menjangkau petani smallholder yang berada di pelosok, namun pemerintah akan terus berupaya untuk memberikan yang terbaik untuk mereka,” tutur Deputi Musdhalifah.







Komentar Via Facebook :