https://www.elaeis.co

Berita / Pojok /

Kapuyuak

Kapuyuak

L.N. Firdaus. Foto: Dok. Pribadi


Macam tengok sampah juga. Makhluk satu ini memang ramai di tempat-tempat sampah. Ia boleh membuat emak-emak terpekik-pekau dan latah jika landing di badan. Sebab itu sering kena lanyak. Jiran saya dari Sumatera Barat (Sumbar) menyebutnya Kapuyuak.

Pada tahun 1620, Istilah Cucaracha yang berasal dari Bahasa Spanyol itu diadopsi ke dalam Bahasa Inggris menjadi Cockroach (cock=gabus; roach=puntung). Sebab itu dari jauh nampak macam puntung rokok.

Serangga kuno era Devonia. Fosilnya diduga berasal dari zaman Karbonifer 320 juta tahun lalu. 

Sementara Manusia paling awal baru muncul sekitar 2,5 juta tahun lalu, tulis Yuval Noah Harari dalam buku fenomenalnya, Sapiens. Sebab itu tidak mudah manusia menyingkirkan Kapuyuak dari muka bumi ini.

Ramai di daerah tropis. Tidak ada di kutub.  Kini, populasinya ditaksir hampir 4.600 species dan lebih dari 460 genera di seluruh dunia.  

Ukurannya variatif, mulai dari 2 mm hingga 6 cm. Seranggga sosial ini menyukai tempat gelap, berventilasi buruk, lembab, sempit, dan berantakan. Kadang ada juga sembunyi dalam tumpukan daun atau gumpalan tanah.

Umumnya aktif dan merayap di malam hari (nokturnal). Siang hari (diurnal) dia lebih banyak membuta atau terbang menjauhi cahaya. 

Struktur tubuh dan sejarah hidup makhluk bernama Latin Periplanet orientalis itu telah ditulis sejak lebih dari seratus tahun lalu oleh Geoge Rolleston, diterbitkan pertama kali di Nature Vol. 35 (17/02/1887).

Badannya yang ringan dan tipis itu menyebabkan dia sukar dibanting. Pun susah ditenggelamkan karena daya apung (floating capasity) yang tinggi. Kulitnya lebih tahan panas ketimbang kulit kita.

Dipenggal kepalanya sekali pun, dia masih boleh bertahan beberapa hari. Dihajar dengan Baygon atau insektisida lainnya pun, dia masih bergeming; telentang, telungkup, salto, merangkak, mengingsut, lalu tegak pelan-pelan membusung dada sebelum akhirnya tepongkeng, Innalillahi�.

Musuh rakyat ini amat berjiwa sosial. Menjunjung tinggi hasil musyawarah dan mufakat dalam rapat pengambilan keputusan pimpinan kapuyuak. Agak beda dengan makhluk yang suka mengkhianati hasil rapat. Cakap sering tak serupa buat.

Ketahanan diri Kapuyuak juga dahsyat macam ketahanan diri Guru (teachers resilience) yang kini mulai menjadi perhatian dunia internasional (Mansfield, 2021)

Guru Honor boleh jadi lebih tahan menghadapi tekanan hidup dengan kecilnya honor berbelas dan berpuluh tahun tak diangkat-angkat jadi Guru PNS.

Kapuyuak juga lasak bukan main, macam lasaknya GH juga agaknya he..he.. Orang lasak, banyak memiliki kemahiran hidup (life skills). 

Tekanan hidup membuat orang berfikir keras mencari solusi untuk sintas dalam kehidupan. Orang lasak cerung pemikir keras, kreatif dan solutif. 

Kecerdasan lasak (Adversity quotient) adalah suatu konsep mengenai ketahanan individu dalam menghadapi berbagai kesulitan di berbagai aspek kehidupannya (Stoltz, 2014). Menghadapi tekanan, orang lasak berani keluar dari zona nyaman dan mencari peluang-peluang halal untuk tetap sintas.

Kapuyuak juga gesit, lincah, susah nak diam. Orang yang serupa itu madang disebut Lipas Kudung@Pulau Singkep. Entrepreneur (maaf) juga serupa tapi tak sama dengan Kapuyuak. Dia adalah Individu Alpha yang suka berselancar di atas gelombang ketidaknyamanan. 

Transformasi dalam senyap ala Kapuyuak mengurai sampah di dapur kita mencerminkan karakter ketangkasan (agility); sebuah karakter pemimpin perubahan yang conditio sine qua non di era disruptif sekarang ini. Tak sama dengan manajemen universitas yang diam menunda-nunda persoalan plagiat agar lama-lama orang melupakan persoalan itu secara alamiah. 

Kalah pula dengan Manajemen Kapuyuak. Kapuyuak  justru serangga yang suka membersihkan diri  dengan tangannya macam kucing saya di rumah.

Alhasil, Kapuyuak menang fenomenal;

Dari menjijikkan, jadi superfood di negeri Tirai Bambu

Dari ledah, jadi kosmetik di Universitas Shandong dari sumber sakit, jadi obat penyembuh sakit di Tiongkok

Dari lincah dan gesit, jadi robot Universitas Tsinghua, Beihang, dan Berkeley

Dari sampah, jadi solusi pengolahan sampah dan pakan ternak di Negeri Xi Jin Ping

Dari liar, jadi perternakan dengan teknologi artificial intelligence di Guangdong

Dari murahan, jadi mahal Counter Kapuyuak di Bukit Tinggi

Dari maki hamun, jadi penghasil devisa di China

Dari cibiran, jadi simbol keakraban Pelepas rindu.


Voila Kapuyuak..!

____________________________

L.N. Firdaus

Pemerhati Sampah Kehidupan


BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :