https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Kaltim Manfaatkan Teknologi untuk Jamin ANKT Tidak Ditanami Sawit

Kaltim Manfaatkan Teknologi untuk Jamin ANKT Tidak Ditanami Sawit

Sekda Kaltim, Sri Wahyuni. Foto: Samsul Arifin / Biro Adpim Setdaprov Kaltim


Samarinda, elaeis.co – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memanfaatkan teknologi informasi dan transformasi digital untuk melindungi area dengan nilai konservasi tinggi (ANKT).

ANKT di Kaltim tersebar di tujuh kabupaten, masing-masing Berau, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Mahakam Ulu, Paser, Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Kutai Timur.

"Dalam kaitan memproteksi lingkungan dan ANKT, Kaltim saat ini sudah menggunakan teknologi informasi khususnya untuk penetapan peta indikatif. Untuk peta indikatif itu kita pakai drone, kemudian dari drone kita potret peta buminya," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim, Sri Wahyuni, kemarin.

Menurutnya, dari hasil pemotretan terlihat jelas lahan yang masih memiliki ANKT atau menyimpan high carbon value. "Titik lokasi lahan-lahan ANKT akan sangat jelas terlihat dengan teknologi digital ini," tukasnya.

Dia melanjutkan, digitalisasi ini sangat membantu memetakan ANKT di dalam konsesi perkebunan sawit yang harus tetap dilindungi dan tidak boleh ditanami sawit. "Semua sudah dipetakan. Di Kaltim terdapat 602.000 hektare lahan dengan nilai konservasi tinggi. Lahan itu tidak akan ditanami sawit, karena memiliki nilai karbon tinggi," ungkapnya.

"Kita sudah mendapat dukungan dari para pemilik perkebunan untuk tidak mengutak-atik lahan yang tercatat dan terdata memiliki nilai konservasi tinggi. Itu juga sudah menjadi komitmen perusahaan," imbuhnya.

Dia menegaskan bahwa peta indikatif ini akan selalu dimonitor. Semua lokasi lahan, luas, hingga peta koordinat lahan perkebunan, semua sudah terdata dalam peta indikatif menggunakan digitalisasi dan teknologi informasi. “Semua akan kelihatan, ditanami atau tidak,” sambungnya. 

Berkat kerja keras dan kerja sama seluruh pemangku kepentingan termasuk termasuk masyarakat adat dan kelompok masyarakat peduli api, menurutnya, selama tiga tahun terakhir Kaltim terbebas dari bencana kebakaran. "Baik hutan maupun lahan-lahan bernilai konservasi tinggi tetap terjaga dengan baik," ucapnya.

Masyarakat di sekitar hutan pun telah dibekali pengetahuan mencegah dan menangani kebakaran lahan. “Yang jelas, ini melibatkan sinergi yang luas. Termasuk dukungan aparat dan kebijakan presiden yang akan mencopot kapolda jika terjadi kebakaran hutan di satu daerah. Jadi, sinerginya luar biasa,” tambahnya.

Masih terkait dengan upaya penyelamatan hutan, menurutnya, masyarakat yang biasanya merambah hutan secara liar sekarang sudah menginggalkan kebiasaannya karena diberikan lahan di sekitar kawasan hutan. Mereka juga diberikan bantuan bibit agar menjadi lebih produktif. “Setelah punya lahan dan punya tanaman menghasilkan, mereka otomatis ikut menjaga hutan,” bebernya.

“Jadi, pembangunan hijau berkelanjutan di Kaltim bukan hanya kontribusi untuk IKN, tetapi juga untuk dunia. Karena Kaltim konsisten untuk terus menjaga paru-paru dunia,” tutupnya.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :