Berita / Serba-Serbi /
Kaltim dan Jakarta Jadi Provinsi dengan High Income Nasional
Perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu penggerak utama perekonomian Kaltim foto: Disbun Kaltim
Samarinda, elaeis.co - Tidak percuma Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki sumber daya alam berupa tambang batubara dan perkebunan kelapa sawit. Dua komoditas itu mengantarkan Kaltim menjadi provinsi yang menyandang status berpendapatan tinggi atau high income.
Hanya ada dua provinsi di Indonesia yang menyandang status itu, yakni Kaltim bersama DKI Jakarta.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa, mengatakan, PDRB per kapita DKI Jakarta tahun 2022 mencapai USD 20.103 sedangkan Kaltim sebesar USD 16.083.
“Selain Jakarta, resource-based provinces, seperti Kaltim yang punya batubara dan CPO, cenderung memiliki PDRB per kapita tinggi,” katanya melalui keterangan resmi Biro Adpimprov Kaltim beberapa hari lalu.
Dia melanjutkan, secara nasional, dari 35 provinsi, 2 provinsi masuk high income, sebanyak 13 provinsi masuk midle income, dan sisanya 20 provinsi masuk level lower income.
“Pemerintah sendiri menginginkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi perlu diprioritaskan di wilayah yang berstatus lower-middle income,” katanya.
Sementara hasil diagnosa terkait pertumbuhan ekonomi Kaltim, menurutnya, penghambat pertumbuhan ekonomi Kaltim bukan lagi faktor pendidikan, sumber daya manusia (SDM), atau ketenagakerjaan. Tapi infrastruktur, regulasi, dan institusi. Sedangkan, faktor-faktor lainnya dinilai cukup mendukung.
“Implementasi regulasi untuk mendorong daya saing daerah (Indeks Daya Saing maupun Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan) masih dapat ditingkatkan. Perlu juga adanya peningkatan koordinasi antar pembuat kebijakan dan antar pemangku kepentingan,” ujarnya.
Kemudian, terkait infrastruktur, dia mengatakan, kualitas jalan nasional dan provinsi di Kaltim masih perlu ditingkatkan. “Di Kaltim masih rendah aksesbilitas dan dukungan penyediaan layanan infrastruktur dasar yang merata dan terintegrasi,” imbuhnya.
Adapun sasaran pembangunan di Provinsi Kaltim tahun 2022 yang belum mencapai target adalah pertumbuhan ekonomi yang semula ditargetkan 5,30% namun terealisasi 4,48%. Sedangkan, tingkat kemiskinan yang semula ditarget tahun 2022 turun ke 5,80%, realisasinya masih 6,44%.
“Untuk tingkat pengangguran terbuka Kaltim pada tahun 2022 mencapai target. Targetnya 6,79%, bisa direalisasikan 5,71%,” ungkapnya.







Komentar Via Facebook :