https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Kaltim Banggakan Keberhasilan Perdagangan Karbon di Forum International Energy Week

Kaltim Banggakan Keberhasilan Perdagangan Karbon di Forum International Energy Week

Sekdaprov Kaltim Sri Wahyuni menerima plakat usai menjadi menjadi pembicara di KTT Pekan Energi Internasional di Sarawak. Foto: ADC Sekretaris Daerah Prov.Kaltim


Samarinda, elaeis.co - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni menghadiri pertemuan International Energy Week 2023 (IEW '23) di Sarawak, negara bagian Malaysia, yang berlangsung Selasa - Rabu, 13 - 14 Juni 2023. 

Pertemuan 5th International Energy Week Summit di Borneo Convention Centre, Kuching, itu mengangkat tema Transitioning Towards A Net Zero Carbon Future. 

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pekan Energi Internasional itu, Sri Wahyuni diberi kesempatan memaparkan kondisi terkini Provinsi Kaltim terkait ekonomi, energi, dan lingkungan (emisi karbon). 

Sri lantas memaparkan bahwa Kaltim adalah provinsi terbesar ke empat di Indonesia dalam hal ekonomi dan berkontribusi sebesar 8 persen terhadap perekonomian nasional. "Sedangkan terhadap perekonomian regional, Kaltim berkontribusi hampir 50 persen," jelasnya lewat keterangan resmi yang diperoleh Minggu (18/6). 

Dia melanjutkan, sebagian besar perekonomian Kaltim berbasis sumber daya alam, pertambangan, minyak, dan gas. "Ekonomi Kaltim berbasis sumber daya alam, dan ini erat kaitannya dengan perdagangan karbon," sebutnya. 

Program dan kegiatan sebagai upaya Pemprov Kaltim dalam pengelolaan lingkungan diakuinya merupakan perjalanan yang sangat panjang. "Saya mengatakan ini sebagai sebuah perjalanan, karena ini bukan setahun, bukan dua atau tiga tahun. Bagi Kaltim, dibutuhkan hampir 14 tahun untuk mendapatkan dana karbon, yang dimulai sejak 2008," urainya. 

Target untuk penurunan emisi karbon yang ditetapkan Bank Dunia (World Bank) di tahun 2021 adalah sekitar 27,75 persen. Dan di tahun 2023, targetnya adalah 29 sampai 33 persen. Namun dengan pengelolaan konservasi yang tinggi di Kaltim, di tahun 2021 setelah dilakukan verifikasi, ternyata penurunan emisi karbon mencapai 41,96 persen.

"Artinya, Kaltim sudah melampaui target. Dan sektor perkebunan sawit berkontribusi sebesar 32,35 persen terhadap program pengurangan emisi melalui program perkebunan berkelanjutan dan mengelola area dengan nilai konservasi tinggi," ungkapnya.

Pada saat pelaporan dan verifikasi pertama, ujarnya, Kalimantan Timur telah mencapai pengurangan emisi sebesar 30 juta ton karbon dioksida. Bekerja sama dengan Bank Dunia, Pemprov Kaltim didukung lembaga swadaya masyarakat bidang lingkungan berhasil menerapkan Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF) di Kalimantan Timur.   

"Dalam kontrak dikatakan Kaltim akan mendapatkan 22 juta ton setara karbon dioksida. Dikalikan 5 dolar dengan harga saat itu, maka Kaltim akan mendapatkan USD 110 juta hingga tahun 2025. Dan saat ini Kaltim sudah mendapatkan uang muka dari World Bank sebesar USD 20,9 juta," bebernya.

Pertemuan tersebut dihadiri Vice Presiden Corporate Services Petroleum Sarawak (Petros) Ismail Said dan dibuka Deputi Kementerian Energi dan Keberlanjutan Lingkungan Sarawak yang juga Ketua Penyelenggaran IEW 2023 Dr Haji Hazland Bin Abang Hipni, dilanjutkan sambutan Menteri Kedua Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura Dr Tan See Leng. 

Tampak hadir mendampingi Sekda, Wali Kota Bontang, selaku Ketua Apeksi V Regional Kalimantan Basri Rase, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Kaltim Iwan Darmawan, serta beberapa pejabat perangkat daerah lingkup Pemerintah Provinsi Kaltim.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :