Berita / Sumatera /
Jumlah Petani dan Perusahaan Pertanian di Babel Melonjak
Pekerja memuat TBS ke atas truk yang akan membawa ke pabrik. foto: DPKP Babel
Pangkalpinang, elaeis.co - Kelapa sawit dan lada masih menjadi komoditas dominan yang diusahakan petani di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Hal itu terungkap dari hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2023 (ST2023) tahap I yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Babel, Senin (4/12).
Kepala BPS Babel Toto Haryanto Silitonga mengatakan, ST2023 dilakukan untuk mengidentifikasi siapa pelaku usaha, berapa banyak usaha, komoditas apa, dan potensi pertanian secara global yang ada di Babel.
"Berdasarkan hasil ST2023, sub sektor perkebun dengan komoditas kelapa sawit dan lada masih merajai, banyak masyarakat berkecimpung di situ," jelasnya dalam pernyataan resmi dikutip Selasa (5/12).
Selain sawit dan lada, komoditas terbanyak yang diusahakan oleh usaha pertanian perorangan adalah karet, ubi kayu, ayam kampung biasa, kelapa, durian, cabai rawit, alpukat, dan pisang kepok.
Hasil ST2023 tahap I menunjukkan bahwa jumlah usaha pertanian di Babel meningkat pesat jika dibandingkan Sensus Pertanian 2013. Tercatat jumlah usaha petanian saat ini sebanyak 167.984 unit atau naik sebesar 18,51 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 141.625 unit.
Dia mengatakan, hasil ST2023 yang dirilis tahap 1 ini hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan data yang akan didiseminikasikan kepada publik. Pada 2024 nanti akan adalagi rilis tahap dua dengan nama sensus perekonomian dan pertanian.
"Tahap I baru tahap identifikasi, di mana tempatnya, apa dan berapa banyak komoditasnya. Kita ketahui komoditas itu dari tanaman pangan, perikanan dan peternakan, itu masuk semua," sebutnya.
Dia menambahkan, adatiga usaha pertanian yang disensus. Yakni usaha petani perorangan, usaha tani berbadan hukum dan usaha pertanian lainnya. "Secara global, hasil ST2023 ini menunjukkan jumlah petani meningkat, terutama usaha tani perorangan. Usaha pertanian perorangan inilah target kita karena itu bagian sangat mengena langsung petani nelayan dan sebagainya," jelasnya.
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 157.308 rumah tangga, naik 25,88 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 124.970 rumah tangga.
"Mungkin dikarenakan transisi dari pertambangan ke pertanian dan akibat Covid-19, maka banyak sektor terhenti sehingga mereka lari ke pertanian," tambahnya.
Rasio Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Provinsi Babel terhadap Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) tercatat sebesar 1,06 atau turun 0,07 poin dari tahun 2013 yang sebesar 1,13.
Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 223 unit, naik 305,45 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 55 unit.
Sedangkan jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) di tahun 2023 sebanyak 281 unit, naik 313,24 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 68 unit.
Hasil ST2023 diharapkan dapat menyediakan gambaran kondisi sektor pertanian ter-update dan komprehensif sebagai bekal dalam pengambilan keputusan untuk mendorong kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani di Indonesia.
"Dari hasil pencatatan kita berharap, pemerintah memilih kebijakan, seperti pro kepada petani, nelayan dan pelaku usaha baik di bidang perkebunan, petanian, perikatan, tanaman pangan bisa dilihat potensinya sehingga lebih terukur," imbuhnya.







Komentar Via Facebook :