Sumbar, elaeis.co - Banyak keuntungan jika petani kelapa sawit berkelompok Bakan berlembaga. Selain bisa menjadi wadah bertukar pikiran dalam hal perawatan kebun kelapa sawitnya, berkelompok juga dapat menjamin harga hasil kebun yang lebih terjamin.

Kelompok tani atau lembaga inilah yang saat ini tengah menjadi fokus Apkasindo Sumbar agar para petani lebih sejahtera. Pasalnya saat ini harga kelapa sawit di Sumbar sudah lebih dari Rp4.000 per kilogram.

"Harga itu tentu hanya dapat dinikmati oleh petani yang sudah bermitra dengan perusahaan. Sementara petani swadaya atau mandiri tidak dapat menikmati harga tersebut," ujar Ketua DPW Apkasindo Sumbar, Jufri Nur kepada elaeis.co, Selasa (8/3/2022).

Untuk itu saat ini pihaknya terus gencar mengajak petani untuk bergabung dalam lembaga seperti koperasi atau minimal membuat kelompok tani.

Ini merupakan bentuk kepeduliannya terhadap sesama petani kelapa sawit. Dimana komoditas ini sekarang ini mnejadi komoditas utama di Indonesia. Sebab Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

"Nah saat ini petani swadaya ini dikelola oleh surveyor. Maka kita mengajak surveyor agar dapat berkumpul untuk membicarakan masalah ini," katanya.

Diharapkan surveyor yang di Sumbar mencapai puluhan orang itu dapat memberikan pemahaman kepada petani agar dapat bergabung dalam Gapoktan. Sehingga harga TBS kebunnya dapat terjual lebih tinggi.

"Ini yang menjadi masalah kita bersama. Maka kita minta agar kita dapat bertemu berkumpul demi kesejahteraan petani," tuturnya.

Disumbat sendiri petani swadaya masih cukup banyak. Bahkan harga tandan buah segar mereka dibeli lebih murah oleh para tengkulak lantaran tidak bermitra langsung dengan pabrik kelapa sawit (PKS).

Kemudian untuk kesuksesan target itu, surveyor menjadi ujung tombak yang sangat potensial. Karena langsung berhubungan dengan petani. Dimana mereka berkontribusi dalam memberikan pendampingan terhadap petani. Baik itu dalam program PSR BPDPKS dan sebagainya.