Berita / Komoditi /
Jelang Lebaran, Ini Strategi dari Aspkepir untuk Petani Sawit
Ketua Umum Aspekpir Indonesia, Setiyono. Ist
Pekanbaru, elaeis.co - Petani kelapa sawit yang mengolah perorangan kebun kelapa sawit miliknya atau yang lebih akrap dijuluki sebagai petani swadaya lagi-lagi menjadi korban.
Di momen hari-hari besar seperti hari raya Idul Fitri yang sudah di depan mata ini, harga tandan buah segar (TBS) milik petani swadaya terancam dibeli dengan harga murah jika tidak pintar memutar otak.
Momen hari raya Idul Fitri, pabrik kelapa sawit (PKS) biasanya akan libur produksi selama 3 hari. Dimulai sejak satu hari sebelum lebaran. Sementara momen itu dimanfaatkan PKS untuk meraup untung sebesar-besarnya dengan membeli TBS milik petani dengan harga yang rendah dengan alasan akan tutup selama tiga hari tadi.
Petani kemudian tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau tidak mau kudu menjual hasil kebunnya, jika tidak maka akan busuk lantaran komoditi bernama latin elaeis ini tidak bisa disimpan.
Menanggapi kondisi itu, Ketua Umum Aspekpir Indonesia, Setiyono mengatakan salah satu langkah untuk dapat menghindari itu petani swadaya harus memutar rotasi panen. Seperti dimajukan beberapa hari.
"Itu memang sering terjadi. Tapi hanya pada petani swadaya saja. Petani plasma tidak ada persoalan karena sudah ada aturan dan kesepakatan harga sesuai penetapan pemerintah," katanya, Senin (18/4/2022).
Menurutnya, dengan merubah rotasi panen maka petani akan menghindari panen paksa yang berdampak dengan rendahnya harga TBS tadi. Sebab melimpahnya TBS pada detik-detik penghujung PKS akan berhenti beroperasi sementara itu menjadi celah untuk menekan harga TBS petani.
"Biasanya akan antri itu di PKS. Nah menghindari itu dimajukan lah tanggal panennya. Jadi petani masih bisa menikmati harga seperti biasanya," paparnya.
Antrean penjualan TBS masih akan terjadi pada panen pertama usai lebaran. Dengan merubah rotasi panen tadi dapat juga menghindari buah terlalu masak.
Anehnya, kata Setiyono, ini terjadi hanya pada momen hari raya Idul Fitri saja. Hari besar lainnya seperti natal dan tahun baru atau libur nasional justru tidak terjadi.
Kondisi ini memang berdampak terhadap produksi. Namun pada tanaman tidak terlalu berpengaruh.
"Tanaman rusak, tidaklah. Kan yang diganti hanya jadwal panen. Ini juga bisa dilakukan perawatan kembali," kata kata pria yang berdomisili di Kabupaten Siak, Riau itu.

Komentar Via Facebook :