Berita / Nusantara /
Jejak Akar Sejarah Industri Sawit Dunia di KRB
Dokumentasi koleksi kelapa sawit di KRB. foto: ist.
Jakarta, elaeis.co – Siapa sangka, industri minyak sawit dunia yang menggurita hari ini ternyata berakar dari empat butir sawit yang ditanam lebih dari satu abad silam di Kebun Raya Bogor (KRB).
Di balik rimbunnya pepohonan dan ketenangan ilmiah KRB, ternyata tersembunyi jejak sejarah penting yang menjadi fondasi industri kelapa sawit modern di Indonesia dan Malaysia.
Sejarah mencatat, tahun 1848 menjadi titik tolak perjalanan panjang kelapa sawit di Asia Tenggara. Saat itu, Dr. D.T. Pryce membawa empat biji kelapa sawit dari dua lokasi berbeda, Bourbon (Mauritius) dan Hortus Botanicus (Amsterdam), ke /KRB.
Penanaman biji sawit dilakukan dalam rangka konservasi plasma nutfah dan aklimatisasi tanaman tropis. Tapi tak disangka, empat bibit itu akan menjadi nenek moyang dari jutaan hektare kebun sawit yang kini membentang dari Aceh hingga Papua.
Di bawah kepemimpinan Johanes Elyas Teysman, pohon-pohon kelapa sawit tersebut tumbuh subur, bahkan salah satunya mencapai ketinggian 12 meter sebelum akhirnya mati pada 15 Oktober 1989. Meskipun fisiknya telah tiada, warisan genetik dan sejarahnya tetap hidup dalam jutaan pohon kelapa sawit yang kini menghidupi ratusan ribu keluarga petani di Indonesia.
Pada awalnya, buah kelapa sawit dari KRB disebarluaskan sebagai tanaman hias di berbagai daerah. Namun, uji coba budidaya skala komersial baru dimulai tahun 1911 di Pulau Raja dan Tanah Itam Ulu (Sumatera Utara), serta Sei Liput (Aceh). Hasilnya sangat menggembirakan, produktivitasnya bahkan melampaui wilayah asalnya di Afrika Barat Daya.
Kesuksesan tersebut mendorong pembangunan pabrik kelapa sawit pertama di Indonesia di Sei Liput pada 1918, dan ekspor CPO (Crude Palm Oil) pertama kali dilakukan pada 1919.
Sejak itu, industri kelapa sawit Indonesia tumbuh pesat. Keempat pohon induk di KRB, meski telah mati pada awal 1990-an, telah melahirkan puluhan varietas baru melalui tangan para ahli genetika.
Varietas-varietas tersebut kini disebarkan melalui 11 usaha pembibitan resmi di Indonesia. Bahkan, tak hanya Indonesia, kelapa sawit di Malaysia pun berasal dari akar genetik pohon yang sama di KRB.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah, pada 18 Mei 2017 bertepatan dengan peringatan 200 tahun Kebun Raya Bogor, dilakukan penanaman ulang delapan varietas unggul kelapa sawit di lokasi pohon induk.
Tak hanya itu, dibangun pula monumen DNA kelapa sawit sebagai simbol warisan genetika dan kontribusi KRB terhadap industri minyak nabati dunia.
Kini, industri kelapa sawit telah berkembang pesat di lebih dari 200 kabupaten di Indonesia. Manfaatnya tak hanya dinikmati masyarakat lokal dari Aceh hingga Papua, tetapi juga konsumen global yang menggunakan minyak sawit sebagai bahan dasar berbagai produk, mulai dari makanan, kosmetik, hingga bioenergi.







Komentar Via Facebook :