https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Jatah Pupuk Subsidi Dicabut, Posisi Petani Sawit Makin Sulit

Jatah Pupuk Subsidi Dicabut, Posisi Petani Sawit Makin Sulit

Petani mengeluarkan biaya lebih besar untuk memupuk sawit setelah pemerintah mencabut alokasi pupuk subsidi. Foto: Mreza Uyu/Ist.


Bengkulu, elaeis.co – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Bengkulu menyebut bahwa petani kelapa sawit masih kesulitan membeli pupuk kimia. Pasalnya harga pupuk di Bengkulu saat ini telah mencapai mencapai Rp 1,4 juta per kwintal. Padahal sebelumnya harga pupuk hanya Rp 250 ribu.

Ketua DPD HKTI Provinsi Bengkulu, Bando Amin mengatakan, sudah hampir 5 bulan lebih petani kelapa sawit tidak melakukan pemupukan kebun sawitnya akibat harga pupuk yang terus naik.

"Harga pupuk non subsidi mahal, sementara petani kelapa sawit tidak boleh membeli pupuk subsidi. Ini jelas membuat petani kelapa sawit semakin sulit," kata Bando, Kamis (11/8).

Menurut Bando, di saat harga tandan buah segar (TBS) sawit sangat murah seperti sekarang, petani kelapa sawit di Bengkulu tidak mampu membeli pupuk yang harganya melambung. Akibatnya, kebun tidak terawat dan produksi buah kelapa sawit menjadi berkurang.

Saat ini panen dari kebun kelapa sawit seluas 1 hektare, katanya, hanya menghasilkan sebanyak 550 kilogram TBS.  Terjadi penurunan dibandingkan dengan saat masih dilakukan pemupukan, yakni mencapai 800 kilogram per hektare.

"Terjadi penyusutan produksi kelapa sawit, ini akibat harga pupuk yang mahal dan pelarangan pembelian pupuk subsidi," tandasnya.

Bando mengatakan, pelarangan pembelian pupuk subsidi tentu saja menjadi masalah besar bagi petani kelapa sawit. Belum lagi masalah langkanya pupuk tersebut. 

"Petani bukan tidak mau memupuk sawit mereka, masalahnya sulit membeli pupuk. Kalau dulu mereka bisa pakai pupuk subsidi, tapi sejak dilarang maka mereka harus membeli pupuk non subsidi," tuturnya.

Ia mengaku, para petani kelapa sawit di Bengkulu masih terlalu bergantung dengan program subsidi pupuk yang dicanangkan oleh pemerintah. Pemerintah juga dinilai terlalu memanjakan petani dengan pendistribusian pupuk subsidi sehingga sangat sulit untuk mengubah pola pikir petani agar mandiri.

"Pola pikir petani kita, selalu berharap pupuk subsidi. Saya pikir pemerintah harus memberikan solusi untuk mengubah pola pikir mereka juga," tutupnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :